Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

16 Tempat Wisata di Biak Numfor Papua, Ada Air Terjun dan Spot Diving

KOMPAS.com - Ada banyak tempat wisata yang bisa didatangi selama berlibur ke Kabupaten Biak Numfor, Papua. Wisatawan bisa mengunjungi pantai, gua, monumen Perang Dunia II, telaga, dan spot diving.

"Banyak tempat yang bisa dikunjungi kalau mau liburan ke Biak," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Biak Numfor, Imelda di pameran Deep and Extreme Indonesia, Kamis (1/6/2023).

  • 5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang
  • 6 Pantai di Biak Numfor Papua, Cocok untuk Berenang dan Snorkeling

Jika ingin berlibur ke Kabupaten Biak Numfor berikut beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi:

Dilansir dari laman resmi Wisata Biak, Goa Jepang Binsari atau Goa Binsari terletak di Kampung Sumberker, Distrik Samofa. Jaraknya sekitar 3,5 kilometer (km) dari Kota Biak.

Gua ini dulunya menjadi tempat persembunyian dan pusat logistik tentara Jepang pada masa Perang Dunia II. Sebagian atapnya sudah runtuh akibat dibom oleh tentara sekutu.

Jangan khawatir kesulitan untuk bisa masuk ke gua ini karena sudah dibangun tangga dan jalan yang mumpuni untuk pengunjung.

Di dekat gua juga ada museum untuk memamerkan benda-benda yang ditemukan di dalam gua dan sekitarnya, kantin, tempat penjualan cendera mata, dan toilet.

Tidak jauh dari Goa Binsari terdapat tempat pengintaian yang disebut Pintu Angin.

Tugu Pepera dibangun untuk memperingati peristiwa bersejarah penentuan pendapat rakyat Papua atau Irian Barat menjadi bagian dari Indonesia. Lokasinya ada di Kelurahan Brambaken, Distrik Samofa.

Berjarak sekitar empat km Kota Biak, prasasti ini berisi empat butir keputusan sidang Dewan Musyawarah Pepera Irian Barat, Kabupaten Teluk Cendrawasih, tanggal 31 Juli 1969.

Adapun Tugu Pepera diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 September 1969.

Monumen Perang Dunia II terletak di tepi jalan yang berhadapan dengan Pantai Parai, tepatnya di Kampung Parai, Distrik Biak Kota. Jaraknya sekitar 10 km dari Kota Biak.

Monumen ini dibangun oleh Pemerintah Jepang untuk memperingati tewasnya ribuan tentara Jepang di Biak pada Perang Dunia II.

Prasasti di monumen ini ditulis dalam tiga bahasa yakni bahasa Indonesia, Jepang, dan Inggris yang isinya menyatakan jangan sampai terjadi lagi perang di bumi.

Adapun di monumen ini juga disemayamkan abu dari tulang belulang tentara Jepang yang tewas di Kota Biak.

Semasa Perang Dunia II, Goa Lima Kamar ini digunakan sebagai tempat persembunyian dan rumah sakit bagi tentara Jepang.

Gua ini terdiri dari lima rongga atau kamar. Kamar pertama untuk penjaga, kedua untuk pengobatan darurat, dan ketiga untuk pengobatan yang luka parah.

Kemudian kamar keempat untuk mandi dan mencuci, serta kamar kelima untuk pasien yang sudah lewat kritis.

Adapun Goa Lima Kamar terletak di Kampung Rim, Distrik Biak Timur. Lokasinya berjarak sekitar 10 km dari Kota Biak.

Tugu Tsunami dibangun untuk memperingati terjadinya gempa dan tsunami di Biak pada 17 Februari 1996. Di tugu ini tertulis nama-nama korban bencana tersebut.

Tercatat sebanyak 108 orang meninggal, 423 luka-luka, serta 58 hilang dalam peristiwa itu.

Lokasi tugu ini ada di Kampung Saukobye, Distrik Biak Utara. Dari Kota Biak, jaraknya kira-kira 35 km.

Pantai Segara Indah dikenal memiliki ombak yang tenang sehingga aman bagi wisatawan yang mau berenang. 

Selain itu, pantai berpasir putih ini juga cocok jadi lokasi snorkeling berkat beragam terumbu karang yang ada. 

Pantai yang berjarak kira-kira 20 km dari Kota Biak ini juga cukup dekat dengan Pasar Bosnik sehingga wisatawan bisa sekaligus melihat aneka hasil tangkapan para nelayan, mulai dari ikan ekor kuning hingga gurita.

Pantai Samber terletak di Distrik Yedidori yang berjarak kira-kira 35 km dari Kota Biak.

Pantai ini memiliki pasir putih dan tidak tidak terlalu dalam. Wisatawan pun bisa berenang atau bermain air di pantai ini.

Wisatawan juga bisa bersantai dengan menyewa pondok kecil yang sudah tersedia.

Taman Burung dan Taman Anggrek terletak Kampung Ruar, Distrik Biak Timur. Lokasinya sekitar 12 km dari Kota Biak.

Wisatawan bisa melihat beragam anggrek dan burung endemik Papua, khususnya Biak. Burung tersebut, di antaranya cendrawasih, kakatua hitam, kakatua jayapura, kakatua fakfak, dan merpati papua. 

Sementara itu, koleksi anggrek yang bisa dijumpai wisatawan, di antaranya aggrek hitam, anggrek kribo, dan anggrek raja.

Pantai Anggopi terletak di Kampung Anggopi, Distrik Orideki. Dari Kota Biak, jaraknya kira-kira 30 km.

Daya tarik Pantai Anggopi adalah pasirnya yang putih dan sejumlah pondok yang tersedia di pinggir pantai. Wisatawan bisa menyewanya untuk bersantai.

Di pantai ini juga ada kolam air tawar yang bersumber dari mata air di pantai tersebut.

Pantai Marauw menempati lahan yang dulunya kompleks Hotel Maraw. Bangunan hotel tersebut kini sudah rata dengan tanah. 

Berjarak sekitar 25 km dari Kota Biak, pantai ini bisa jadi pilihan spot diving atau menyelam. Tidak jauh dari garis pantai terdapat Marauw Point yang bisa diselami wisatawan.

Pantai Anggaduber berjarak sekitar 32 km dari Kota Biak. Lokasi tepatnya di Kampung Anggaduber, Distrik Biak Timur.

Pantai Anggaduber cocok sebagai lokasi berenang dan bermain air, serta bersantai di hamparan pasir.

Di pantai ini juga terdapat spot menyelam yaitu Anggaduber I Point dan Anggaduber II Point.

Pantai Wari cocok dijadikan tempat berenang atau bermain air karena memiliki ombak yang tenang. Pasirnya pun lembut.

Lokasinya ada di Kampung Waromi, Distrik Biak Utara. Jaraknya sekitar 45 km dari Kota Biak.

Wisatawan juga bisa snorkeling di sebelah kanan pantai yang menjadi lokasi beragam terumbu karang dan ikan.

Kuburan Tua Padwa merupakan tebing-tebing karang di tepi pantai yang digunakan untuk memakamkan jenazah leluhur masyarakat Kampung Padwa.

Makam ini sudah berumur ratusan tahun sehingga tulang dan tengkorak jenazah yang dikubur dapat terlihat di ceruk-ceruk batu karang. Proses pemakaman ini pun sudah tidak dilakukan lagi usai masuknya agama Kristen ke kampung tersebut.

Dengan demikian, kuburan ini menjadi salah satu tempat wisata di Biak. Pengunjung bisa melihatnya dengan lebih dekat dari jembatan kayu yang sudah dibangun.

Lokasi Kuburan Tua Padwa terletak di Kampung Padwa, Distrik Yendidori. Dari Kota Biak, jaraknya sekitar 20 km. 

Air Terjun Wafsarak berlokasi di Kampung Ammoi Warsa, Distrik Warsa. Jaraknya lebih-kurang 60 km dari Kota Biak.

Berdasarkan laman resmi Dinas Pariwisata Biak Numfor, Air Terjun Wafsarak berketinggian sekitar 10 meter.

Meski tingginya 10 meter, air terjun ini melebar sehingga pola aliran airnya menjadi mirip tirai, dilansir dari laman Pesona Indonesia, Rabu (8/5/2019).

Di sisi kiri air terjun terdapat akar-akar pohon yang menjuntai. Akar tersebut umumnya digunakan warga setempat, khususnya anak-anak, untuk dijadikan alat melompat ke kolam air terjunt.

Jarak dari pusat kota Biak ke Air Terjun Karmon sekitar 30 km. Lokasi tepatnya ada di Kampung Karmon, Distrik Warsa, Kabupaten Biak Numfor.

Dilansir dari Tribun Papua, Air Terjun Karmon memiliki ketinggian sekitar 30 meter. Wisatawan bisa melihat tebing batu kapur berundak-undak yang dialiri air terjun.

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Biak Numfor, suasana air terjun ini samham tenang dan airnya pun sejuk. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik Air Terjun Karmon.

Berlokasi di Kampung Wardo Biak Barat, Kabupaten Biak, Air Terjun Wapsdori memiliki jarak kurang lebih 35 km dari Kota Biak.

Sesampainya di Kampung Wardo, wisatawan harus berjalan kaki atau naik perahu untuk bisa sampai ke Air Terjun Wapsdori. Adapun air terjun ini memiliki tinggi 15 meter.

https://travel.kompas.com/read/2023/06/12/165759527/16-tempat-wisata-di-biak-numfor-papua-ada-air-terjun-dan-spot-diving

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke