KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebutkan, Piala Dunia U-17 Indonesia memberikan dampak positif bagi pergerakan ekonomi dan pariwisata.
Salah satunya dari segi belanja atau pengeluaran para pemain tim sepakbola dan para pendukung yang datang dalam waktu cukup lama.
“Kalau kami melihat sekitar spending (satu orang) 1.000-1.500 dollar AS, maka total spending kami perkirakan antara 2-5 juta dollar AS dari tim dan pendukungnya,” kata dia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin (13/11/2023).
Namun, ia memperkirakan pergerakan ekonomi secara menyeluruh kemungkinan akan jauh lebih tinggi daripada 2-5 juta dollar AS (sekitar Rp 31-78 miliar).
Angka tersebut, kata Sandiaga, merupakan perkiraan total pengeluaran selama tiga hari Piala Dunia U17 tengah berlangsung, sejak 10 November 2023.
Selain belanja, ia menjelaskan, pihaknya juga menyiapkan paket wisata untuk para pemain. Termasuk juga untuk keluarga, pendukung, dan para penggemar.
“Sehingga setelah Piala Dunia U17 ini mereka memperpanjang tinggal di Indonesia dengan mengunjungi destinasi-destinasi wisata,” kata dia.
Dorong sport tourism di Indonesia
Sandiaga juga mengungkapkan target ke depan setelah Piala Dunia U-17 digelar mulai 10 November-2 Desember 2023.
Tak hanya melihat nominal, ia menilai akan adanya dampak terhadap pemberdayaan manusia hingga produk olahraga.
“Kamu melihatnya bukan dari nominal dollar-nya saja tapi dampak terhadap pemberdayaan, produk-produk olahraga, dan juga sport tourism. Sama semakin meningkatnya minat anak-anak muda untuk mendalami olahraga sepakbola,” tutur dia.
Oleh karena itu, ia menyebut dampaknya tidak hanya dalam nominal rupiah seminggu atau dua minggu ke depan, melainkan investasi untuk jangka panjang.
“Jadi saya ingin mengajak seluruh penggemar sepak bola dan masyarakat Indonesia untuk menggunakan kesempatan ini karena ini enggak datang dua atau tiga kali ke depan,” ujarnya.
https://travel.kompas.com/read/2023/11/14/060600627/dampak-piala-dunia-u-17-dorong-sport-tourism-di-indonesia