Dia tak menyesali perginya Uni Soviet. Dia tak meratapi kejatuhan negara baru Tajikistan sejak awal kemerdekaannya. Dia tak menangisi hidupnya yang tak lebih dari bertahan menyambung hari. Hidup di jaman Uni Soviet memang lebih baik, semua orang punya pekerjaan. Tetapi otak tak bekerja, karena semua diatur dari pusat. Sekarang, di kehidupan yang hancur lebur ini, orang mau tak mau harus mempekerjakan otaknya.
"Pamir akan jadi lebih baik. Suatu hari nanti. Pasti," sebuah kalimat yang diucapkan dengan penuh keyakinan oleh seorang penduduk Murghab yang terpuruk dalam kekecewaan namun penuh oleh harapan. Sebuah kalimat dari komplek rumah reyot tak berpenghuni yang justru mengajarkan saya bagian terpenting dalam hidup: cinta dan pengharapan.
(Bersambung)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.