MOS Kolese Gonzaga Ditutup Tanpa Perploncoan!

JAKARTA, KOMPAS.com — Masa orientasi siswa (MOS) dilaksanakan bukan sebagai ajang penaklukkan kakak kelas kepada adik kelas sebagai warga baru di sekolah. MOS justru dibentuk untuk mencapai kesadaran konsep bergaul dan bersikap jujur, sederhana, serta egaliter.

Hal tersebut ditegaskan oleh Romo Y Alis Windu Prasetya, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Kolese Gonzaga di hari terakhir pelaksanaan MOS Kolese Gonzaga, Rabu (15/7). Alis mengatakan, MOS digelar dengan tidak menggunakan aspek-aspek perploncoan sehingga, sebelum dilaksanakan oleh panitia, konsep dan kepanitiaan MOS digodok dengan serius oleh pihak sekolah. 

"MOS dibuat untuk mengenal sekolah dengan segala aturan mainnya, termasuk komunitas di dalamnya yang dalam hal ini adalah guru dan kakak kelas," ujar Alis.

Untuk itulah, lanjut Alis, konsep MOS dibuat dengan target character building yang berlandaskan kejujuran, kesederhanaan, dan komitmen. Alhasil, kata dia, ketiga hal itu dengan sendirinya menghindari dari segala bentuk intimidasi dan kekerasan, baik fisik, maupun psikologi pada siswa baru peserta MOS.

"Ketiga hal itu kami aplikasikan dengan semangat nilai-nilai Gonzaga, yaitu competence, conscience, dan compassion untuk membentuk mereka Gonzaga oriented," ujar Isharmanto, staf Moderator Kolese Gonzaga.

Selain itu, kata Isharmanto, sebagai jaminan bentuk tanggung jawab risiko adanya kekerasan, panitia pun harus "teken kontrak" dengan pihak sekolah. Yaitu, sebuah kesepakatan "hitam di atas putih" yang berisikan bahwa panitia tidak akan melakukan segala bentuk kekerasan dan siap bertanggung jawab dan menerima sangsi apa pun atas perbuatan tersebut.

"Untuk itu, kami mendatangkan seorang mantan pelaku bullying MOS dari sekolah lain untuk berbagi pengalaman kepada panitia bahwa perlakuan itu tidak berguna. Pembekalan psikologi untuk MOS juga kami datangkan dari para psikolog UI," ujarnya.

Setelah dua hari dilaksanakan sejak Senin (13/7) kemarin, siang ini MOS Kolese Gonzaga akan ditutup dengan pentas seni dan dilanjutkan dengan prosesi pelantikan peserta MOS sebagai warga baru Kolese Gonzaga.