Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chiangmai dari Sisi Lain

Kompas.com - 22/01/2010, 13:05 WIB

Restoran hotel ini menghadap ke Sungai Ping yang cukup bersih dan indah. Makanan yang sudah saya cicipi di restoran ini – pomelo salad dengan udang goreng tempura, serta grilled beef dengan saus daun jeruk nipis – berkualitas mak nyuss! Di hotel ini juga ada spa eksklusif (dan legitimate!) yang sangat berkualitas. Salah seorang therapist-nya punya potongan mirip Luna Maya. He he he ....

Bukan hanya itu! Lingkungan Rarijinda juga mendukung. Jalan kecil di dekatnya merupakan deretan toko-toko suvenir, aparel, dan beberapa restoran. Semua restoran di ruas jalan ini mengandalkan keindahan Sungai Ping, sehingga hadapannya diarahkan ke sungai. Di antara deretan restoran itu, ada sebuah kedai teh yang saya sukai, Vieng Joom On Tea House.

Uniknya, kedai teh ini tidak mencuatkan suasana maupun tradisi Thai, melainkan menampilkan gaya kedai teh Inggris atau Prancis. Dekor maupun alat-alat sajinya bergaya Eropa. Jajanannya pun seperti mango cheese cake atau coconut cream pie – bukan pisang goreng atau singkong rebus santan.

Just Khao Soy

Masih dalam jangkauan jalan kaki dari Rarinjinda, saya menemukan sebuah kedai makan yang apik. Namanya Just Khao Soy. Dalam bahasa Thai, khao berarti nasi. Tetapi, ternyata sangat banyak kata yang berkaitan dengan khao ini. Misalnya, khao thom berarti bubur. Tetapi, mi yang tidak dibuat dari tepung beras pun disebut khao soy. Sedangkan hiu khao berarti lapar.

Jadi, artinya, Just Khao Soy hanya menyajikan mi. Noodle shop! Untungnya, mi yang tersedia di sini cukup banyak ragamnya. Khao soy nua berarti mi dengan daging sapi. Khao soy gai adalah mi dengan ayam. Khao soy ta lay adalah mi dengan seafood, dalam hal ini udang, ikan, dan cumi. Tentu saja, mengingat Thailand adalah negeri Buddha, pasti juga ada mi vegetarian. Lucunya, sama sekali tidak ada mi dengan bakso di sini. Tidak seperti di Indonesia, hampir semua tempat makan mi selalu juga menyajikan varian mi dengan bakso.

Di Just Khao Soy, mi disajikan secara serius. Memesannya saja ribet banget. Pramusaji akan menghujani kita dengan pertanyaan bertubi-tubi. Mi-nya yang bulat atau yang gepeng? Dari beras atau terigu? Tingkat kepedasannya – sangat pedas, sedang, atau tidak pedas? Kuahnya vegetarian, pakai kaldu, atau dimasak dengan santan? Bila tiga pertanyaan ini selesai Anda jawab, barulah pesanan dikirim ke dapur. Kuah santan adalah tipikal gagrak Lanna Thai, sedang kuah kaldu atau vegetarian pedas adalah khas Chiangmai.

Pesanan yang datang pun tak kalah heboh. Setiap pesanan datang dalam satu nampan atau baki, berisi berbagai macam wadah. Semua kondimennya dipisahkan, dan ditata dalam kontener-kontener kecil yang apik. Salah satunya adalah potongan pisang. Lho, untuk apa ini? Ternyata, menurut mereka, pisang sangat mujarab untuk meredam pedas. Mungkin sama dengan timun kerok untuk mengimbangi kari itik Aceh yang pedas.

Maesa Elephant Camp

Bila Anda bertamasya ke Chiangmai dengan keluarga, jangan lupa singgah ke Maesa Elephant Camp. Di sini ada 70 ekor gajah yang mendemonstrasikan berbagai kepintarannya. Ada yang pintar main sepak bola, ada yang pintar berhitung, ada pula yang mahir melukis. Menurut saya, ini adalah elephant camp terbaik di dunia. Tidak heran bila Maesa bahkan memiliki catatan rekor dunia dari Guinness. Setiap hari, ratusan pengunjung datang ke sini. Jangan lupa untuk datang setengah jam lebih pagi, untuk mendapatkan photo opportunity menarik, yaitu gajah-gajah sarapan.

Di sekitar Chiangmai juga ada dua objek pariwisata yang patut dikunjungi, yaitu Kuil Doi Suthep dari ketinggian yang memungkinkan kita melihat kota Chiangmai secara bird’s eye view. Tidak jauh dari kuil di gunung ini, juga ada sebuah perkampungan suku gunung Hmong yang unik.

Sebagai catatan akhir, ada lagi satu hal yang membantu “menghilangkan” kesan seks komersial dari Chiangmai. Sejak tahun lalu, rupanya Simon’s Cabaret – sebuah tontonan a la Broadway musical yang menampilkan lady boys – telah bangkrut dan tidak lagi beroperasi.

Chiangmai, saya bakal datang lagi!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com