Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Nyepi, Inspirasi Mengenal Jatidiri Bangsa

Kompas.com - 18/03/2010, 21:34 WIB

Oleh
Edy Supriatna Sjafei

Seorang bocah, ketika bermain di sebuah halaman dengan teman-temannya, bertanya kepada salah satu rekannya. Katanya, kenapa sih tahun baru agama Hindu justru di Bali jadi sepi.

Para pemeluk Agama Hindu di Jakarta juga tak banyak melakukan aktivitas. Padahal, Tahun baru, di berbagai tempat, biasanya disambut gembira dengan pesta. Bahkan ada yang dirayakan dengan kembang api.

Pertanyaan bocah itu masih berlanjut. Katanya, sekarang sulit mau liburan ke Bali. Bandara di Bali tutup. Pelabuhan penyebrangan juga tak ada kegiatan. Kenapa, sih?

Sederet pertanyaan dari bocah bersangkutan masih berhamburan, yang dijawab rekan yang masih sebaya dengan santai dan singkat, -"ngak tahu, tuh-".

Pertanyaan serupa terus diulangi sang bocah yang ingin memenuhi rasa ingin tehu kepada rekan-rekan lainnya. Jawaban yang diperoleh serupa saja, tidak tahu.

Sesungguhnya, pertanyaan seperti ini bukan hanya muncul di kalangan anak-anak dan para remaja. Di kalangan orangtua pun di sejumlah kota besar kerap mengemuka. Terutama menjelang dan pada saat perayaan Nyepi berlangsung.

Ini terjadi lantaran ketidaktahuan banyak orang dan, mungkin juga, tak mau tahu akan perayaan tahun baru bagi agama Hindu yang dikenal sebagai Hari Raya Nyepi itu.

Mengenal hari Raya Nyepi, dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika, perlu. Meski tak perlu terlalu dalam, tetapi tahu bahwa Nyepi merupakan hari besar Umat Hindu saja sudah cukup. Pemahaman ini tak terbatas bagi satu agama semata, tetapi umat agama lain pun perlu memahami sehingga penghayatan kehidupan dalam suasana toleransi makin kokoh di negeri ini.

Jadi, sungguh wajar jika seorang bocah bertanya kepada rekannya seperti itu. Terlebih lingkungan bocah bersangkutan berada di kota besar seperti Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com