JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun tidak masuk dalam pencabutan embargo, PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) tidak ambil pusing dengan kemungkinan tidak diberikannya lampu hijau untuk menerbangi Eropa. Perusahaan penerbangan yang dikomandani Rusdi Kirana itu justru tengah fokus untuk bisa terbang ke Perth dan Sydney, Australia dalam waktu dekat.
"Kami tidak masalah tidak lulus presentasi di depan komisi Uni Eropa. Toh selama ini kami juga belum berminat terbang ke sana," kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, di Jakarta, Selasa (6/7/2010).
Prosedur perizinan untuk bisa terbang ke Benua Kangguru itu tengah dijalani Lion. Termasuk mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan ketika nanti otoritas penerbangan Australia, Civil Aviation Safety Authority (CASA), menyambangi Jakarta untuk melakukan audit atas kinerja perusahaan penerbangan yang memilih jenis layanan no frills tersebut.
"Rencananya kami akan terbang ke Australia dari Denpasar, Bali yang memang menarik bagi turis dari sana. Kami berharap akhir tahun ini bisa direalisasikan, tetapi semua tergantung pihak sana," katanya.
Pada 30 Juni 2010, Lion kembali menerima dua Boeing 737-900 ER yang diterbangkan langsung dari pabriknya di Seattle, Amerika Serikat dengan nomor registrasi PK-LOW dan PK-LGW. Sehingga saat ini Lion Air sudah mengoperasikan 36 Boeing 737-900 ER dari 178 pesawat sejenis yang dipesannya. Sampai akhir tahun ini, Lion menargetkan dapat mengoperasikan 43 unit pesawat jenis itu. (Tribunnews/Hendra Gunawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.