Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Ingin Lebih Erat dengan China

Kompas.com - 08/11/2010, 15:48 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris, David Cameron, Seninn (8/11), mengatakan ia ingin mendorong hubungan yang jauh lebih erat dengan China jelang kunjungannya ke negara tirai bambu itu. "Kunjungan ini merupakan misi perdagangan yang sangat penting," kata pemimpin Inggris itu sebelum kunjungan dua hari yang dimulai, Senin.

"Pesan kami sederhana: Inggris terbuka untuk bisnis, didukung dengan pemerintah yang ramah terhadap para pebisnis, serta mengupayakan hubungan yang jauh lebih erat dengan China."

Pemimpin partai Konservatif itu akan memimpin delegasi terbesar Inggris yang akan mengunjungi China bersama dengan Menteri Keuangan George Osborne dan Menteri Negara urusan Bisnis Vince Cable serta 50 pemimpin bisnis.

Cameron dijadwalkan bertemu dengan Presiden Hu Jintao dan PM Wen Jiabao di Beijing dan pembicaraan mereka diperkirakan mencakup urusan perdagangan, pendidikan, energi, dan ekonomi. Perdagangan bilateral tahun lalu kedua negara bernilai 51,8 miliar dollar AS (36,8 miliar euro) dengan ekspor barang dan jasa Inggris sebesar 12,4 miliar dolar AS dengan sektor pembangkit listrik yang berkembang pesat.

"China mewakili sumber permintaan terbesar di dunia untuk berbagai produk yang diproduksi oleh Inggris," kata Cable.  "Hal tersebut membawa peningkatan kesempatan besar bagi perusahaan-perusahaan Inggris mengingat produk jasa mereka kompetitif secara global, memiliki teknologi dan industri pengolahan yang maju, serta industri kreatif."

Inggris memandang keahliannya di bidang teknologi tinggi sebagai kunci yang potensial untuk membuka pasar China yang menguntungkan saat Inggris juga berjuang untuk keluar dari kondisi perekonomian yang lesu. Pada malam kunjungan perdagangan, Cable menandatangani persetujuan yang mengizinkan ekspor babi peliharaan ke China. Persetujuan tersebut diharapkan memberikan keuntungan bagi industri babi peliharaan Inggris dengan nilai sekitar 45 juta pounds (72,8 juta dolar AS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com