Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barang Loak Banyak Digemari di Perancis

Kompas.com - 04/03/2011, 08:03 WIB

Soal harga menurutnya, sangat masuk akal bila dilihat kualitasnya, saya yang awam soal kristal percaya saja dengan dirinya yang memang mengincar barang berkilau ini selama bertahun-tahun. Malah ketika saya pulang untuk berlebaran, mangkok kristal dari pasar loak Pezenas itu terlihat anggun sekali di pajang dalam ruang tamunya.

Buku-buku bekas juga menjadi sasaran para pengunjung, sering saya menemukan komik bacaan saya ketika masih di sekolah dasar. Biasanya penjual buku bekas menjual juga kartu pos lama. Saya memang hobi sekali mengumpulkan kartu pos jaman dulu, selain gambarnya unik tanggal dicetaknya sangat penting bagi saya.

Tapi kartu pos yang saya beli selalu yang masih kosong tentunya. Nah di sini lain lagi, justru banyak yang sengaja membeli yang sudah di isi. Pada mulanya saya heran, tapi lama kelamaan saya baru mengerti, ternyata tanggal penulisan yang tertera dan juga isi suratnya yang masih dengan gaya tempo dulu mempunyai nilai tertentu, bagi para pengkoleksi.

Sejauh ini memang setiap kali saya mengujungi pasar antik itu, hanya barang kecil yang kami beli, tidak pernah barang besar seperti perabotan rumah. Karena bila membeli di penjual yang menggelar di jalanan, harus di ambil saat itu juga. Biasanya mereka yang benar-benar berniat sudah menyiapkan mobil khusus untuk mengangkutnya.

Empat tahun belakangan ini, seorang penjual yang ikut meramaikan pasar loak Pezenas menjual khusus barang antik dari Indonesia. Terus terang, saya sempat di buat tercengang karena kelenengan sapi yang sebenarnya tidak ada nilainya di daerah Kalimantan, dipajang bagaikan barang unik yang bermakna tinggi. Saat itu dia membawa sekitar sepuluh kelenengan sapi. Dan saya lihat beberapa mulai lenyap dibawa oleh pembeli.

Kang Dadang mulai ribut, karena baginya kelenengan itu memang unik. Karena si penjual tahu saya dari Indonesia, maka harga yang dilepasnya sangat masuk akal. Sekarang kelenengan yang harusnya melingkar di leher sapi, menjadi hiasan di pintu masuk kami.  Padahal terus terang mungkin sudah beribu-ribu kali saya bertemu pandang dengan barang itu setiap kali pulang kampung kerumah nenek ketika masih kecil. Ahhhh, malah sekarang saya harus membelinya dari orang asing.

Dan mata saya sempat bersinar saat melihat sebuah becak dipajang di depan toko antik. Saya panggil anak-anak kami, tapi begitu mendekat ternyata becak, transportasi saya waktu kecil itu sudah laris dijual di tangan orang Perancis, seharga 350 euros. Becak bekas itu berkali-kali menjadi daya tarik para pendatang di pasar loak tersebut.

Saya perhatikan dari tahun ke tahun, pengunjung yang datang ke pasar loak ini semakin ramai oleh peminat dari kalangan muda, bahkan kebanyakan dengan anak-anak mereka yang masih balita. Di suruhnya anak mereka, melihat berbagai mainan tempo dulu, ada bahkan yang dibelikan sepeda kayu zaman dahulu, tentunya masih layak dipakai.

Mereka bahkan begitu senang dapat membeli seperai, taplak hingga barang yang tak terpikirkan oleh saya untuk digunakan kembali karena sudah usang. Bagi mereka, barang loak lebih memiliki cerita dibaliknya. Kisah dari suatu barang menurutnya lebih berharga dan mereka sangat bangga memiliki barang bekas yang memberikan makna bagi si pemiliknya. (DINI KUSMANA MASSABUAU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com