Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Plengkung, "Surga" Peselancar

Kompas.com - 07/03/2011, 07:21 WIB

Untuk melintas hutan tersebut, pengunjung harus memakai mobil bergardan ganda (double gardan) atau four-wheel drive (4wd) milik TNAP. Mobil tersebut siap mengangkut wisatawan melewati jalur yang belum beraspal, berlumpur dan berbatu dari pos Pancur menuju pintu masuk Pantai Plengkung. Biayanya mencapai Rp 130.000 per mobil, pergi-pulang.

Suasana hutan yang dihiasi dengan kicauan burung dan keanekaragaman tanaman lebih terasa jika Anda duduk di bak mobil jagawana tersebut. Di tempat itu, sudut pandang Anda bisa lebih luas. Jika beruntung Anda akan menemukan babi hutan yang mencari makan di tepi jalan, atau biawak sebesar komodo yang sedang berjemur di dekat sungai. Akan tetapi, Anda harus tahan guncangan akibat jalan tak rata sepanjang 15 kilometer.

Sampai di gerbang Pantai Plengkung, perjalanan pun disambung dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 200 meter menuju pantai. Di titik pemberhentian itu pula pengunjung disambut dengan papan kayu penunjuk lokasi resor, seperti Bobby’s camp atau Joyo’s camp.

Jika perjalanan di darat membutuhkan waktu 4-5 jam, perjalanan lewat laut bisa ditempuh lebih singkat. Dari Kuta di Bali hanya perlu waktu dua jam. Tarif yang ditawarkan mencapai 125 dollar Amerika Serikat (AS) per orang.

Di kawasan Pantai Plengkung, wisatawan biasanya menginap selama sepekan. Mereka bisa menginap di resor bertarif dollar atau wisma milik TNAP yang letaknya agak jauh dari Plengkung, tetapi bertarif rupiah.

Resor-resor di Plengkung semuanya memanfaatkan kesunyian hutan. Hanief, Direktur Bobby’s Camp di G-land, mengatakan bahwa resornya mengoperasikan generator listrik minim suara. Generator itu mampu menerangi resor dan menghidupkan penyejuk udara (AC,) TV kabel, dan air panas. Setiap hari mereka juga memproduksi roti sendiri dan mengolah makanan lokal, seperti ubi rebus dan talas, untuk memenuhi akomodasi dan makanan para peselancar.

Dengan rata-rata 100 dollar AS setiap hari, selama minimal tiga hari, wisatawan bisa menikmati senyapnya hutan, gulungan ombak, lengkap dengan akomodasi hotel berbintang.

Namun, jika ingin lebih irit, Wisma TNAP yang berada di Rawabendo bisa jadi pilihan. Tarif kamarnya hanya Rp 100.000. Warung di area kompleks wisma bisa menjadi pilihan tempat makan, selain pesan makanan dari wisma.

Di tempat inilah Anda bisa mengenyam sensasi lain, yakni, kicauan burung, perilaku hewan, dan gemerisik gesekan dedaunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com