Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Plengkung, "Surga" Peselancar

Kompas.com - 07/03/2011, 07:21 WIB

Oleh: Siwi Yunita Cahyaningrum

Pasangan peselancar Jeremy (35)-Mine (33) sudah mencantumkan jadwal kunjungannya ke Pantai Plengkung, Banyuwangi, Jawa Timur. Selama sepekan, dalam bulan Maret depan, suami-istri asal Queensland, Australia, itu mengincar sensasi Plengkung setelah menjelajahi Kawah Ijen dan Taman Nasional Baluran Sitobondo, Jawa Timur.

Jika turis luar negeri saja tertarik, bagaimana dengan Anda? Jangan mengaku peselancar sejati jika belum pernah menjajal nyali berselancar di pantai yang menghadap Samudra Hindia ini.

Pantai Plengkung tak sekadar elok dipandang mata. Pantai yang juga lazim disebut ”G-land” ini juga menjadi tempat favorit peselancar di dunia. Ombak setinggi 4-5 meter yang datang bersusulan membuat atraksi berselancar (surfing) menjadi lebih menantang. Kepungan hutan juga membuat tempat ini dijuluki ”surga kesunyian”.

Pantas saja Jeremy-Mine tak jemu-jemunya untuk menyambangi tempat ini. Asal tahu saja, kedua turis ini sebetulnya sudah pernah menggunjungi G-land empat tahun silam. Selama ini rupanya mereka memelihara rasa penasaran. Pertengahan Maret memang menjadi salah satu waktu paling tepat untuk melampiaskan hasrat mereka untuk kembali ”bercanda” dengan gulungan ombak Plengkung.

Ombak pantai selatan akan meninggi mulai Maret hingga Oktober. Biasanya mencapai puncak pada bulan purnama yang jatuh di pertengahan bulan.

”Kami ingin merasakan lagi sensasi gulungan ombak bersusulan yang terkenal di G-land. Ombak yang Anda dapatkan bisa sangat tinggi dan itu memanjang hampir setengah kilometer,” kata Mine yang pada Sabtu (19/2) mendaki Gunung Ijen bersama Jeremy, suaminya.

Jeremy juga menyukai sensasi menjelajah hutan dan mengamati perilaku satwa. Empat tahun lalu ia tidak bisa menyaksikan kawanan banteng (Bos javanicus javanicus) yang ada di area pantai Sadengan, Alas Purwo. Kali ini, ia berniat mengulangi lagi kegiatannya, dan berharap hasrat terpendamnya terpenuhi.

Minat khusus

Sudah lama Pantai Plengkung yang berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) menjadi tujuan para wisatawan berminat khusus. Pantai ini apabila dilihat dari citra satelit bentuknya melengkung membentuk huruf G terbalik. Posisi itulah yang membuat ombak setinggi 4-5 meter bisa terbentuk. Para peselancar bisa merasakan sensasi dorongan ombak yang panjang dan susul-menyusul. Dasar pantai G-land, menurut Suharto, Kepala Resor Rawabendo, TNAP, berbentuk landai. Palung hanya ditemukan di sisi barat, yang pernah menjadi lokasi pendaratan kapal. Posisi ini membuat G-land nyaman sebagai tempat surfing. Namun, di balik keelokannya tentu perlu kehati-hatian tersendiri. Pasalnya, karang yang berada di dalam laut bisa melukai peselancar di dalam air.

Setiap tahun tidak kurang dari 400-600 wisatawan asing yang datang untuk berselancar di pantai berpasir putih ini. Di tempat ini mereka bisa menginap selama sepekan, bahkan berbulan-bulan di resor-resor dalam hutan.

Menembus hutan

Pantai Plengkung bisa dicapai lewat jalan darat dari Kota Banyuwangi, atau jalan laut dari Pulau Bali. Perjalanan darat membutuhkan waktu 2-3 jam dari Kota Banyuwangi untuk sampai di gerbang pertama TNAP yang berada di Kecamatan Tegaldlimo.

Sepanjang perjalanan dari gerbang pertama ke pos Rawabendo di wilayah TNAP, di kanan-kiri jalan hanya tampak rerimbunan hutan jati. Akan tetapi, begitu sampai di pos selanjutnya, yakni Pancur, vegetasi hutan hujan tropis pun mulai memberi warna perjalanan ke Pantai Plengkung. Di sini berjejer tumbuhan endemik Alas Purwo. Sebutlah, misalnya, sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong).

Di sepanjang perjalanan juga bisa ditemukan tumbuhan seperti nyamplung (Calophyllum inophyllum), keben (Barringtonia asiatica), ketapang (Terminalia cattapa), kepuh (Sterculia foetida), dan berbagai jenis bambu.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

    Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

    Travel Update
    Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

    Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

    Jalan Jalan
    JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

    JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

    Travel Update
    8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

    8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

    Jalan Jalan
    Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

    Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

    Travel Update
    5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

    5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

    Jalan Jalan
    6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

    6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

    Hotel Story
    5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

    5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

    Travel Tips
    3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

    3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

    Travel Update
    Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

    Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

    Jalan Jalan
    The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

    The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

    Travel Update
    Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

    Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

    Jalan Jalan
    Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

    Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

    Travel Update
    Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

    Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

    Travel Update
    Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

    Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com