Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayo Ajak Anak Main Sains!

Kompas.com - 23/03/2011, 08:35 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

Muzi juga memperagakan percobaan pompa tabung dari suntik. Percobaan ini cocok untuk anak kelas 6 SD. Mereka membuat pompa dari bahan-bahan bekas, seperti ban bekas sepeda dan botol minuman. Sebenarnya dari segi pembuatan mudah, namun agak rumit saat penjelasan sains.

Rumah Sains Ilma juga memiliki kit sulap dan eksperimen menggunakan bahan kimia. Eksperimen yang menarik adalah Terumbu Karang Instan. Anda mungkin pernah menonton film fiksi, saat si tokoh menyentuh air dan seketika semua mengkristal.

Nah, eksperimen ini menampilkan hal yang sama. Natrium asetat yang jenuh akan mengkristal jika bertemu yang kristal. Saat ditetes perlahan ke natrium asetat, maka akan memadat. "Ini aman walau agak panas, karena ini eksperimen eksotermis, reaksi yang mengeluarkan panas. Anak perlu hati-hati. Tapi sebenarnya tidak panas hanya hangat. Ini termasuk favorit anak-anak. Bahannya kita buat sendiri," ungkapnya.

Kendala terbesar di kala memaparkan eksperimen ke anak adalah saat sesi menjelaskan fenomena sains. "Ngapain sih cerita, gue kan mau main. Kadang anak begitu. Terutama pas isi lembar kegiatan. Kita kan inginnya tidak hanya menyenangkan, tapi juga efektif. Karena kegiatan praktikum sains di sekolah kurang cukup, jadi saat mereka melakukan eksperimen begitu excited. Jadi pas kita jelaskan ilmiah seringkali perlu ekstra usaha," kata Muzi.

Rumah Sains Ilma memiliki percobaan yang terbuat dari bahan sederhana sampai yang berbentuk rumit. "Ada juga peragaan-peragaan yang lebih good looking. Kami juga gunakan barang bekas. Jadi jangan dibuang sampah, misalnya gelas plastik bekas minum. Sampah lewatin dulu siklus untuk mencerdaskan otak. Kalau yang dibuat bagus bisa jadi pajangan. Harapan kita, peragaan sains bisa jadi pajangan. Ini bisa membentuk berpikir ilmiah jadi budaya kita," ujarnya.

Rumah Sains Ilma berdiri sejak 2003 oleh Muzi dan Eva, istrinya. Muzi mengaku semua bermula dari pengalaman pribadi. Ia sering bermain dengan sains bersama anak. "Konsepnya itu, kalau anak hanya belajar teori, itu omong kosong. Anak harus melakukan sendiri, melihat sendiri, mengalami sendiri," katanya.

Ia menuturkan selama ini ia selalu berbicara pada guru dan orang tua, bahwa suatu saat ilmu dan teknologi yang mulanya hanya imajinasi bisa saja terwujud. "Persoalannya ketika itu terjadi, Indonesia ada di mana. Apa kita jadi pembeli atau yang aktif jadi produsen," imbuhnya.

Ke depan, pihaknya akan membuat sebuah program perpaduan anak dan orang tua. Tetapi untuk saat ini, ada kit-kit eksperimen yang bisa dibeli dan dilakukan di rumah. "Daripada orang tua dan anak sibuk sendiri-sendiri, mereka bisa bersama-sama bikin eksperimen. Ada komunikasi yang terbentuk dan membangun kehangatan keluarga. Ini jadi alternatif seru-seruan di rumah tanpa biaya tinggi," ungkapnya.

Program menarik lainnya adalah Program Liburan Tematik. Program ini berlangsung saat liburan semester, yaitu pada tiap bulan Desember-Januari dan Juni-Juli. Liburan tematik ini dilengkapi acara makan siang dan juga kelas memasak dengan pendekatan ilmiah. Sehingga selesai bereksperimen, si kecil bisa makan camilan karyanya sendiri. Seperti liburan tematik sebelumnya, anak membuat akrobat kelereng dan lukisan ajaib.

Saat anak membuat lukisan dengan cairan ajaib, semula gambar tidak tampak. Namun dalam sekejap seperti sulap, gambar pun muncul. Ternyata cairan ajaib itu terbuat dari bumbu dapur yang biasa terdapat di dapur. Penasaran bumbu dapur apakah itu? Ajak anak Anda ke Rumah Sains Ilma untuk mengetahuinya. Rumah Sains Ilma juga mengadakan pelatihan untuk guru maupun datang langsung ke sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan sains dengan pendekatan menyenangkan. Karena itu, percobaan sains yang dimiliki Rumah Sains Ilma mengacu pada kurikulum sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com