Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meniti Ghat Varanasi (1)

Kompas.com - 21/09/2011, 22:24 WIB

Umat Jain pun merasakan getaran yang sama. Karena di tanah inilah konon telah lahir Jain Tirthankars dan beberapa Waisnawa Shaiva serta orang-orang suci.

Ghat Kremasi

Matahari beranjak ke peraduan dan malam mulai menggeliat ke atas bumi. Kami bergegas melintasi turunan anak tangga guna menyeruput udara sakral di pelataran Sungai Gangga yang tampak kecoklatan. Samar-samar terdengar lagu pujian dari sebuah kuil yang sepertinya berada tak jauh dari tempat kami berpijak.

Kuil itu bernama Manikarnika Ghat yang merupakan salah satu ghat yang paling tua dan tersuci dari puluhan ghat yang berjejer di kota ini. Kepercayaan setempat menyebut dalam penciptaan tempat ini digali sendiri oleh tangan Dewa Vishnu.

Sedangkan Manikarnika Ghat yang satu ini dikenal juga sebagai "Ghat Kremasi" atau pusat pembakaran jenazah. Tak heran bila ketika menginjakan kaki di sini kita mula-mula akan mencium bau khas dari daging yang terbakar lalu diikuti dengan banyaknya bungkusan-bungkusan jenazah yang mengantre untuk dikremasi.

Tak kurang dari hitungan ratusan, bahkan bisa mencapai ribuan jenazah yang mengantre untuk dicelupkan ke sungai sebelum dan sesudah dikremasi setiap harinya. Hal tersebut dituturkan seorang resi yang sempat kami tanyai.

Bagi kami ini fantastis, karena berkaitan erat dengan kepercayaan umat Hindu bahwa jika mandi di Sungai Gangga pada saat yang tepat akan memperoleh pengampunan dosa dan memudahkan seseorang untuk mendapatkan keselamatan.

Banyak orang percaya bahwa hasil tersebut didapatkan dengan mandi di Sungai Gangga. Tak perlu heran jika orang-orang melakukan perjalanan dari tempat yang jauh hanya untuk mengkremasi atau mencelupkan abu dari jenazah anggota keluarga mereka ke dalam Sungai Gangga.

Pencelupan itu dipercaya sebagai jasa untuk mengantarkan abu tersebut menuju surga. Tetapi dari hal ini pula timbul pemandangan yang kurang sedap di sepanjang ghat. Banyak sisa-sisa tulang yang masih terbungkus daging  manusia bekas pembakaran yang mengambang di sini.

Hal ini terjadi karena mereka tak selalu sanggup menyelesaikan pembakaran seutuhnya dengan jumlah jenazah yang begitu banyak. Bisa Anda bayangkan keadaan yang unik tetapi sungguh bisa membuat bulu roma bergidik tajam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com