Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halmahera Utara, Wisata Plus di Tepi Pasifik

Kompas.com - 13/03/2012, 14:22 WIB

Selain beragam jenis terumbu karang dan ikan hias, seperti anemone fish, surgeon fish, unicorn fish, dan angel fish, sebagai daya tarik bawah lautnya, sejumlah keunikan lain bisa dijumpai di sejumlah titik selam. Di sekitar Pulau Tupu-tupu, misalnya, terdapat karang meja (table coral) berukuran besar. Kemudian di perairan Teluk Lisawa bisa dijumpai sedikitnya 12 titik uap panas yang keluar dari dasar laut.

Perang Dunia II

Pengalaman bercengkerama dengan alam makin lengkap jika perjalanan diteruskan ke Teluk Kao. Di dasar lautnya bisa dijumpai sisa-sisa peninggalan Perang Dunia II (1939-1945). Di sini terdapat jejak pasukan Jepang, seperti bangkai pesawat, meriam, dan drum-drum tempat menampung bahan bakar yang kini telah menjadi rumah ikan.

Paling sedikit sepuluh titik sisa-sisa Perang Dunia II di Teluk Kao. Karena itu, ke depan pemerintah setempat berencana menjadikan teluk itu museum bawah laut.

Semasa Perang Dunia II, Teluk Kao menjadi tempat pelarian pasukan Jepang saat Morotai dikuasai pasukan sekutu. Konon, karena banyaknya kapal Jepang di Teluk Kao, ditambah lagi banyaknya pasukan Jepang di sana, kawasan itu pernah disebut sebagai Tokyo kedua.

Sisa-sisa peninggalan pasukan Jepang itu tidak hanya di bawah laut. Di permukaan Teluk Kao masih terlihat bangkai kapal Tosimaru, kapal yang semasa Perang Dunia II digunakan sebagai kapal barang. Selain itu, di Galela dan Kao tersebar meriam dan bungker. Salah satu bungker bahkan memiliki panjang 20 meter dan terdiri dari beberapa ruangan.

Menurut Papilaya, di Halmahera Utara terdapat 59 obyek daya tarik wisata. Obyek wisata itu tidak semata wisata bahari dan sejarah, tetapi juga pemandian air panas, danau, dan air terjun. Beragamnya obyek wisata ini diyakininya bisa terus meningkatkan kunjungan wisatawan ke Halmahera Utara.

”Sejak tiga tahun terakhir, jumlah wisatawan asing terus meningkat. Jika sebelumnya hanya sepuluh orang per bulan, sekarang bisa 50 orang per bulan,” katanya.

Wisatawan ini datang dari sejumlah negara di Eropa, Australia, dan Jepang.

Meski jumlah wisatawan terus meningkat, tidak perlu khawatir kehabisan tempat bermalam. Penginapan banyak tersebar di Tobelo. Namun jika menginginkan penginapan yang jauh dari keramaian, berlokasi di tepi pantai, dan merasakan tidur di rumah tradisional Halmahera Utara, Kupa-kupa Beach Cottage di Pantai Kupa-kupa bisa menjadi pilihan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com