Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjenguk Gua Dewata yang Terabaikan...

Kompas.com - 05/07/2012, 14:14 WIB
Kontributor Tana Luwu, Husain

Penulis

PALOPO, KOMPAS.com - Walaupun telah ditetapkan sebagai obyek wisata oleh Pemerintah Kota Palopo, Gua Kallo Dewata, di Desa Lebang, Kecamatan Wara Utara, kondisinya sangat tidak terawat dan memprihatinkan. Mulut gua dipenuhi dengan semak belukar dan pohon-pohon liar, jauh dari penampakan sebagai obyek wisata.

"Gua ini adalah gua tertua yang kami yakini sebagai tempat peristirahatan para dewa. Di mana di dalam liang gua terdapat tiga ruangan bersegi empat. Selain itu, juga ada keris yang terbuat dari batu, serta perabot kuno berupa guci benda kuno lainnya," ungkap Ahmad Yani (44), warga Battang, yang ditemui di rumahnya pada pekan lalu Sabtu (30/6/2012).

Menempuh berjalanan menanjak dan berkelok di lintas transSulawesi Palopo-Tanatoraja, dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapai lorong Gua Kallo Dewata yang menyimpang keunikan yang luar biasa itu. Bayangkan saja, lorong di gua ini dapat terhubung dengan beberapa gua lain yang ada di Kota Palopo, walaupun jaraknya terbilang sangat jauh. Seperti salah satu gua yang ada di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu. 

Gua Kallo Dewata, selama ini dijadikan tempat bersarang kelelawar. Potensi ini dimanfaatkan masyarakat setempat dengan mengumpulkan kotoran kelelawar untuk dijual sebagai pupuk tanam. Kondisi yang tidak terawat dan lebih mirip hutan para umumnya, membuat gua ini sepi pengunjung.

Selain itu, hingga kini tak ada akses jalan yang khusus menghubungkan 'gerbang' obyek wisata ini dengan pintu gua. Bagi pengunjung yang berniat menikmati keunikan gua tersebut, harus bersusah payah menerobos semak belukar, akar pohon, serta jalan yang berlumpur saat hujan turun. Parahnya pula, pengunjung juga harus waspada dengan serangan lintah yang setiap saat dapat menempel di kulit.

Palopo sendiri  adalah sebuah kota yang berjarak 300 kilometer dari Kota Makassar, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran tinggi, sementara sebagian wilayah lainnya adalah pantai. Selain bekerja di kantor pemerintahan (PNS), sebagian masyarakat Kota Palopo, berprofesi sebagai petani, nelayan, wiraswasta, dan berdagang.

Kota ini tergolong ramai dengan aktivitas masyarakatnya. Tidak hanya di siang hari, namun geliat kota seolah tak pernah sepi hingga malam hari. Di kota ini banyak ditemukan lokasi Tempat-tempat hiburan (THM), seolah memanjakan masyarakat yang gemar dengan hiburan malam. Selain itu, hiburan malam dan tempat perbelanjaan di Palopo, juga terdapat beberapa lokasi obyek wisata alam lainnya, seperti wisata sungai, air terjun dan wisata agro Latuppa, Pantai Labombo, selain Gua Kallo Dewata tentunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com