Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Lompat Pulau di NTT

Kompas.com - 22/01/2013, 14:12 WIB

Sebelum sore, tur berakhir dan tiba kembali di Labuan Bajo. Kecuali, ada wisatawan yang memilih menginap di atas boat, berarti, durasi turnya adalah dua hari satu malam. Ada juga sea tours yang dengan boat mengelilingi pulau-pulau kecil yang seakan ditaburkan di atas laut off shore dari Labuan Bajo.

Ketika tur ke komodo usai, terasalah kekosongan acara. Nyaris tidak tersedia kegiatan yang bisa ‘menarik hati’ dan ‘dinikmati’ oleh wisatawan. Bagusnya, di antara pelaku pariwisata di Labuan Bajo, dewasa ini sedang berwacana ingin menghidupkan sanggar-sanggar seni budaya. Dimaklumi, Pulau Flores ternyata menyimpan beragam potensi untuk diolah menjadi art and culture show performance.

Konradus Jeladu, salah seorang yang saat ini sedang bersusah payah menghidupkan sanggar seni budayanya, sudah mencoba merealisasikan wawasan itu. Beberapa kali hotel berbintang di kawasan pantai itu mengundang grup dari sangggarnya untuk memenuhi permintaan wisatawan atau acara MICE.

“Satu kelompok tari dan musik dari anak-anak didik dan anggota saya biasanya berjumlah 20 orang untuk satu pertunjukan,” kata dia.

Mestinya, dari pengalamannya 30 tahun menjalani profesi tour guide, Konradus bersama sesama pelaku pariwisata melihat situasi yang mendesak akan kebutuhan kegiatan acara penyajian musik, tari, dari seni budaya lokal, yang dilekatkan dengan acara sightseeing dan shopping di sekitar kota kecil Labuan Bajo itu.

“Setiap tur ke Komodo selesai, baiknya diakhiri dengan tur keliling sekitar kota, lalu dihibur dengan performance musik dan tari tradisional, tentu setelah dikemas secara profesional, lalu shopping, sampai relaksasi,” kata Konradus.

Akan halnya acara rileks di pantai Labuan Bajo itu, diterobos oleh Matheus Siagian, seorang pengusaha muda yang baru enam bulan ini mengoperasikan sebuah kafe berlantai tiga, bangunan sederhana tetapi kokoh dan ‘berseni’ dari kayu-kayu lokal, terbuka menghadap ke laut. Dia namakan restorannya TreeTop, jika perlu bisa menerima sampai 80–100 tamu sekaligus.

“Wisatawan itu duduk-duduk santai di sini, ada yang makan, atau sekadar minum, memandangi laut yang indah dengan tebaran pulau-pulau, seraya berbincang-bincang. Pokoknya santailah dan mereka mengisi waktu di tempat ini,” kata Matheus. (Arifin Hutabarat)

Ikuti Twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com