Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi "The Flintstones" di Lembah Bada

Kompas.com - 11/09/2013, 09:05 WIB

”Setelah diteliti, pembuatan batu gerabah ini ternyata berlangsung jauh sebelum munculnya batu-batu megalitik di Lembah Bada. Pada masa itu, terjadi revolusi besar-besaran pembuatan alat penutup tubuh manusia dari kulit kayu,” kata Rim, museolog sekaligus kurator Museum Provinsi Sulawesi Tengah.

Dengan demikian, tradisi ini diperkirakan lebih tua daripada pembuatan patung-patung megalitik di kawasan Lembah Bada, seperti arca menhir Palindo, batu kubur kalamba, dan lumpang batu. Para wisatawan bisa menyaksikan benda-benda peninggalan zaman prasejarah ini di sekitar Padang Sepe, Desa Bewa, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Selama ini, Lembah Bada memang lebih dikenal dengan peninggalan batu-batu megalitiknya. Selain peninggalan megalitik, ternyata masyarakat Bada juga masih menjalani tradisi yang lebih tua, yaitu pembuatan kain dari kulit kayu. Fenomena ini sangat istimewa karena kebiasaan itu masih dijalankan oleh masyarakat setempat.

Tergusur zaman

Seiring perkembangan zaman, tradisi pembuatan kain kulit kayu mau tidak mau harus berhadapan langsung dengan munculnya produk-produk kain modern. Karena itu, sejak periode tahun 1990-an, permintaan pasar terhadap kain kulit kayu terus-menerus menyusut.

”Sejak tahun 1990-an, kami terkendala persoalan pemasaran. Padahal, sebelumnya rata-rata dalam sebulan kami mendapat pesanan 2.000 lembar kain kulit kayu berukuran 60 sentimeter x 95 sentimeter seharga Rp 9.900 per lembar. Sekarang kalaupun ada pesanan tinggal satu atau dua lembar kain per bulan,” ujar Hendrik Pesoba (39), Kepala Desa Tuare.

Untuk membuat diversifikasi produk berbahan kain kulit kayu, beberapa tokoh warga Bada pernah mendatangkan perajin dari Bali. Akan tetapi, pemasaran dan distribusi masih tetap menjadi persoalan utama di kawasan terpelosok ini.

Terlepas dari problematik di sekelilingnya, tradisi pembuatan kain kulit kayu di Lembah Bada menjadi pengingat tentang warisan peninggalan zaman Neolitikum yang masih terpelihara. Warisan yang ikut menjadikan bangsa ini ada. (Aloysius B Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com