Banyaknya turis asing yang datang ke Banda membuat masyarakat juga terbiasa dengan mereka. Anak-anak kecil di Banda, misalnya, mulai berani menyapa para turis dengan bahasa Inggris sesuai dengan kemampuan masing-masing.
”Dulu saya pun demikian, belajar bahasa Inggris dari para turis asing dengan cara mendekati dan mengajak mereka mengobrol. Saya juga meminta mereka untuk memperbaiki bahasa Inggris saya jika ada yang salah,” kata Rizal.
Dari obrolan tersebut, Rizal yang kala itu masih remaja sering diminta untuk mengantarkan wisatawan ke sejumlah lokasi wisata di Kepulauan Banda. Salah satu favorit wisatawan adalah mendaki Gunung Banda Api yang memiliki ketinggian 641 meter di atas permukaan air laut.
Rizal mengaku pernah naik turun ke puncak Gunung Banda Api hingga puluhan kali dalam satu hari. Untuk satu kali mengantar turis, dia mendapat upah Rp 20.000.
”Ketika itu bayaran sebesar Rp 20.000 sudah lumayan besar untuk seorang remaja. Uang hasil mengantar turis itu saya kumpulkan untuk membiayai sekolah,” ujarnya. Kini, rata-rata pemandu wisata di Banda tarifnya Rp 100.000-Rp 150.000 per hari.
Penginapan
Setelah menamatkan kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pattimura, Ambon, Rizal sempat vakum dari dunia pariwisata. Ia bekerja sebagai tenaga pemasaran kerang mutiara milik ayah temannya.
Namun, kegiatan itu tak bertahan lama. Setelah mendapat cukup uang dari hasil penjualan mutiara, Rizal kembali ke Banda. Ia membeli rumah di Neira yang dijadikan penginapan kecil. Dia melibatkan anggota keluarganya untuk mengelola penginapan dan melayani tamu.
Kini, Rizal mampu membeli satu rumah yang lebih besar di kawasan Parigi Rante, daerah yang dekat dengan salah satu situs sejarah di Pulau Neira. Rumah peninggalan Belanda itu dia renovasi dengan menambahkan sentuhan-sentuhan kolonial, seperti memasang lambang-lambang VOC.
Untuk mendukung wisata Banda, Rizal berharap lebih banyak penerbangan dan pelayaran ke Banda. Selama ini kapal besar yang rutin mendatangi Banda intensitasnya hanya sekali dalam satu-dua minggu. Penerbangan perintis ke pulau ini dari Ambon pun terbatas, tidak setiap waktu tersedia. Dengan akses transportasi yang lebih mudah, diharapkan makin banyak wisatawan yang berkunjung ke Banda. (M Clara Wresti dan Gregorius M Finesso)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.