Saya berhasil melalui jeram pertama saya dan tetap utuh berada di atas perahu. Ketika menoleh ke belakang, saya perkirakan jeram pertama itu tingginya sekitar lima meter. Selanjutnya, saya menunggu dengan tidak sabar jeram-jeram berikut. Tiap kali rasa berdebar masih hadir, lontaran dan empasan, teriakan, lalu diikuti tawa.
Dengan beberapa titik sungai menyempit, perahu karet kami harus bermanuver melalui tikungan dan menghindar batuan. Beberapa kali perahu menabrak dinding batu di tepi sungai, tetapi itu menjadi bagian dari daya tarik Sungai Melangit.
Penaklukan
Kira-kira sepertiga sisanya perjalanan lebih tenang. Inilah saat menikmati suasana hutan alam di tepi sungai yang lebarnya pada titik tersempit mungkin hanya lima meter.
Air jernih mengalir dari sela-sela batu padas di tepi sungai. Bahkan ada air terjun kecil yang bisa disinggahi bila ingin. Burung berbulu biru beberapa kali melintas di atas kami.
Di satu titik, kami menepi. Putu menawarkan bila ingin menjajal lompat dari tebing yang tingginya lebih dari lima meter. Dia menjamin tempat itu aman. Air sungai yang tenang dan dingin memang menggoda untuk mencoba terjun.
Sepasang suami-istri dari Timur Tengah ikut berhenti. Si suami mencoba membujuk istrinya yang berbaju panjang dengan kerudung kepala untuk ikut mencoba terjun. Saya tidak membayangkan berat baju basah si istri bila dia jadi terjun ke sungai.
Ini pertama kali saya mencoba arung jeram, sehingga tidak bisa mengatakan beruntung saat itu sedang musim kemarau sehingga arus sungai relatif tenang. Saya mencoba membayangkan deras arus sungai saat musim hujan atau bila tiba-tiba air naik cepat karena hujan di hulu. Akan tetapi, pemandu kami meyakinkan Sungai Melangit tidak pernah berulah karena daerah aliran sungainya masih baik hingga ke hulu.
Arung jeram di Sungai Melangit memang cocok untuk pemula. Beberapa situs menyebut tingkat kesulitannya III-IV (yang tersulit angkanya VI), cocok untuk pemula dan berketerampilan menengah.
Keluarga Australia di belakang kami ikut berhenti bersama turis-turis lain di warung kecil di tepian sungai yang landai. Gadis kecil yang semula sama cemasnya dengan saya, sekarang juga terlihat gembira. Si ayah bertanya, apakah ingin mencoba lagi. Si kakak lelaki mengiyakan cepat. Saya juga mengiyakan dalam hati. Satu penaklukan terhadap diri sendiri sudah selesai, menunggu tantangan lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.