Demikian dikatakan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali Ketut Ardana, Selasa (19/11/2013). ”Kami menyatakan turut berduka atas musibah yang terjadi. (Kecelakaan) itu menjadi pelajaran yang mahal bagi kami dan pelaku jasa pariwisata lainnya di Bali,” kata Ardana.
Secara terpisah, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, IB Ngurah Wijaya menyatakan, musibah jatuhnya bus pariwisata di Pecatu, yang berakibat enam orang meninggal, termasuk empat wisatawan asal China, diharapkan tidak memengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali ataupun aktivitas wisatawan di Bali.
”Kejadian itu memberikan pelajaran bahwa keamanan dan keselamatan wisatawan adalah hal yang penting diperhatikan,” ujar Wijaya.
Dia mengatakan, insiden itu pasti mendapat perhatian dari Pemerintah China yang dikenal sangat memperhatikan warga negaranya yang ke luar negeri.
Senin sore, sebuah bus pariwisata yang mengangkut 13 wisatawan asal China jatuh ke jurang sedalam kira-kira 15 meter di jalur pariwisata Pantai Suluban (Blue Point) mengarah Uluwatu, Desa Pecatu. Dalam insiden itu, enam orang meninggal dan sembilan orang luka-luka.
Dua korban meninggal di antaranya adalah sopir bus, Agus Bachtiar, dan pemandu wisata, Ester Susila. Jenazah mereka sudah dibawa pulang pihak keluarga. Adapun empat korban meninggal lainnya adalah wisatawan asal China. Jenazah para korban ini hingga kemarin masih berada di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar.
Hingga kemarin, bangkai bus pariwisata itu masih di dasar jurang. Penyebab kecelakaan juga belum diketahui. Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Denpasar, Komisaris Nuryana mengatakan, kepolisian masih menyelidiki kecelakaan bus itu.
Perwakilan Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Surabaya, Jawa Timur, kemarin, mendatangi lokasi kecelakaan. Namun, mereka tidak memberikan komentar kepada wartawan. Menurut pendamping perwakilan konsulat jenderal itu, mereka menyerahkan penyelidikan insiden itu kepada pihak kepolisian. (COK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.