Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sini Kereta Api Pertama Bermula

Kompas.com - 27/02/2014, 15:12 WIB

Tonggak sejarah

Sekitar 300 meter dari rumah Ramelan berdiri dua blok bangunan tua yang semula depo kereta api. Kini, bangunan itu menjadi Asrama Depo Indah yang masih menyisakan struktur bangunan baja dan balok kayu jati kokoh, tetapi bernasib sama dengan Asrama Spoorland yang ambles hingga 3 meter.

Meski begitu, fungsi bangunannya masih dipakai. Sebab, bangunan pada masa Hindia Belanda itu tinggi-tinggi.

”Kalau depo ini tak dihuni, mungkin tak ada lagi,” kata Sunarno (79), mantan masinis kereta jurusan Semarang-Cepu dan Semarang-Yogyakarta sejak tahun 1960-an. Ia menempati Asrama Depo Indah sejak 1981.

Sunarno menunjuk lengkungan pintu asli rumahnya. Pintu tersisa 1 meter pada bagian atas, selebihnya tertimbun. Ia menjebol dinding sebelahnya untuk pintu sekarang.

Di depan rumahnya ada bangunan panjang menyamping dikelilingi rawa. ”Itu dulu Stasiun Semarang Gudang.”

Buku sejarah menyebut Stasiun Semarang Gudang adalah stasiun dan rel kereta api pertama di Indonesia. Sejatinya itu stasiun kereta api barang yang terhubung dengan Stasiun Tawang. ”Namun, itu bukan stasiun pertama di Indonesia,” kata Tjahjono.

Telaga Bakti Nusantara tahun 1997 juga menyebut Semarang Gudang sebagai stasiun pertama di Indonesia pada buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 1 terbitan Angkasa, Bandung.

Bukan hanya Semarang Gudang yang disebut sebagai stasiun kereta api pertama. Di sebut-sebut juga Stasiun Kemijen. Lihat saja di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah. Di sana terpampang papan Stasiun Kemijen ”Anno 1868 Kemidjen + 1.8 m” yang disebutkan stasiun kereta pertama di Indonesia.

Menurut Tjahjono, Stasiun Kemijen yang berlantai dua itu hanya halte dan rumah sinyal pengawasan.

Djoko Setijowarno, pengamat transportasi dan dosen Universitas Katolik Soegijapranata, mengatakan, di Semarang pernah ada tiga stasiun yang tak terhubung satu sama lain. Pada era Belanda, setiap stasiun dikelola perusahaan yang berbeda-beda. Baru pada pendudukan Jepang, 1942-1945, jalur rel ketiga stasiun itu dihubungkan.

Ketiganya adalah Stasiun Tawang jurusan Semarang-Surakarta-Yogyakarta, dikelola perusahaan NIS; Stasiun Poncol jurusan Semarang-Cirebon, dikelola Semarang-Cheribon Stroomtram Maatschappij (SCS); dan Stasiun Jurnatan tujuan Semarang-Juwana, dikelola Semarang-Joana Stroomtram Maatschappij (SJS).

”Hanya Stasiun Jurnatan yang berubah fungsi jadi ruko,” kata Djoko.

Dulu, kereta api adalah nadi hidup peradaban. Sempat terabaikan berpuluh tahun, kini tertatih menuju perbaikan. (WINARTO HERUSANSONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com