Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Willem I Lelap di Ambarawa

Kompas.com - 02/03/2014, 19:44 WIB
MENYUSURI jalan raya menuju Ambarawa, Jawa Tengah, selepas Gerbang Tol Ungaran, laju mobil disambut kemacetan. Rabu (19/2/2014) siang itu, kebisingan sirna ketika memasuki gerbang Stasiun Willem I yang berdiri gagah dengan lokomotif-lokomotif tua.

Bangunan stasiun itu ditetapkan menjadi Museum Kereta Api Ambarawa sejak 6 Oktober 1976. Pada era Hindia Belanda, stasiun itu bagian penting jalur kereta api pada masa-masa awal.

Stasiun Willem I selesai dibangun dan mulai dioperasikan untuk lintas kereta api cabang Semarang-Kedungjati-Ambarawa pada 21 Mei 1873. Nama Willem I disematkan sesuai nama benteng logistik dan barak militer Hindia Belanda—Benteng Willem I—yang tak jauh lokasinya dari stasiun.

Adapun Benteng Willem I dibangun pada 1834-1845. Masyarakat setempat hingga kini menyebutnya sebagai Benteng Pendem (terpendam).

Nama Willem I itu diambil dari nama raja pertama Kerajaan Belanda, Willem Frederik Prins van Oranje-Nassau (1772-1843).

Ambarawa dipilih karena strategis sebagai benteng pertahanan militer setelah Perang Diponegoro (1825-1830). Kota ini pun menjadi pelintasan dari arah Semarang menuju Yogyakarta dan Surakarta.

”Pembangunan rel kereta api di Ambarawa sangat penting untuk pengerahan militer Hindia Belanda waktu itu,” kata Djoko Setijowarno, pengamat transportasi yang juga dosen pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata. Ia menyertai perjalanan Kompas dari Semarang menuju Stasiun Willem I.

KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI Kereta Api Wisata B 2502 di Stasiun Ambarawa, Jawa Tengah
Saking pentingnya wilayah Jawa Tengah, pada era Hindia Belanda, seluruh wilayah kabupaten atau kota di Jateng dilewati jalur kereta api. Hanya ada satu kabupaten yang tidak dilewati jalur kereta api, yakni Salatiga. Salah satu alasannya, faktor geografis.

Cabang penting

Jalur rel menuju Ambarawa merupakan percabangan dari pelintasan utama stasiun kereta api pertama Stasiun Semarang di Semarang menuju ”Vorstenlanden” atau daerah yang dikuasai raja-raja pribumi di Surakarta dan Yogyakarta. Titik percabangannya ada di Stasiun Kedungjati setelah Stasiun Tanggung, Grobogan.

Jalur rel itu dibangun perusahaan swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Percabangan jalur rel Kedungjati menuju Ambarawa sepanjang 37 kilometer memiliki keistimewaan. Saat pembangunan jalur Semarang-Vorstenlanden, NIS didera kesulitan modal. Namun, Pemerintah Hindia Belanda bersedia memberikan pinjaman modal dengan bunga 4,5 persen.

Salah satu persyaratan konsesi, NIS wajib membangun pelintasan kereta api hingga Ambarawa. NIS diberi keistimewaan, pembangunan jalur Kedungjati-Ambarawa tak dibebani bunga modal pinjaman dari Pemerintah Hindia Belanda.

Beberapa stasiun yang dilewati dari Kedungjati menuju Ambarawa, yakni Stasiun Tempuran, Gogodalem, Beringin, dan Tuntang. Tempat-tempat itu penting pada masanya.

Namun, sejalan dengan waktu, pertumbuhan ekonomi, dan perkembangan infrastruktur jalan raya dari Semarang ke Ambarawa yang lebih singkat, kereta api—secara lambat tetapi pasti—kalah bersaing, bahkan ditinggalkan.

Lonceng kematian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com