Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Rasa di Kramat Raya

Kompas.com - 10/03/2014, 09:49 WIB
HARI Senin (3/3/2014), jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.00. Untuk makan malam terbilang sudah agak terlambat. Akan tetapi, sejumlah pembeli masih terlihat mengerubungi Kedai Masakan Padang Nasi Kapau Asli ”Bareh Solok” di salah satu sisi Jalan Kramat Raya, Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Pengelola kedai tersebut, Emmi (53), sibuk memberikan arahan kepada lima pekerja sembari sesekali menerima uang pembayaran hasil pembelian nasi dan lauk.

Kapau adalah nama salah satu nagari di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sementara Emmi berasal dari Nagari Muaro Paneh, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.

Penanda utama asal Emmi dan kedai nasi di pinggir jalan itu adalah nama ”Bareh Solok” atau beras yang berasal dari Kabupaten Solok.

Beras itu juga yang membuat sebagian pelanggan, seperti Asrial (54), selalu datang dan datang lagi. ”Saya langganan sejak tahun 1981,” kata Asrial. Malam itu, Asrial datang bersama kawannya, Hendrik (40).

Bagi Asrial yang berasal dari Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, seleranya pada masakan Minang dan bareh Solok tidak bisa putus begitu saja. Padahal, dia sudah sangat lama tinggal di ibu kota Jakarta.

”Bahkan di rumah, sekalipun istri saya bukan berasal dari Minang, lauk-lauk yang disajikan adalah masakan Minang,” kata Asrial.

Sementara saat beraktivitas di luar rumah, kedai-kedai yang menawarkan masakan Minang, seperti yang dikelola Emmi, menjadi tujuan Asrial.

Aneka menu, seperti itiak lado ijo, kapalo kakap, sop iga, rendang, dan sebagainya yang seperti dikunci dengan bareh Solok, telah mengikat banyak orang untuk menikmati.

KOMPAS/INGKI RINALDI Salah satu kedai penjual masakan Minang di Jalan Kramat Raya, Jakarta.
Bagi penikmatnya, bareh Solok mempunyai kekhasan yang tak tergantikan setelah diolah menjadi nasi. Strukturnya yang tidak melekat dan agak memburai serta cenderung pera, tetapi pada saat bersamaan juga lembut dan wangi, telah membuat penikmatnya sulit berganti selera.

Apalagi, jika dinikmati dengan kuah aneka gulai atau rendang yang membuat komposisi sajian terasa makin memanjakan indra pencecap. Bagi Emmi, kegemaran para pelanggannya itu berarti sekitar 30 kilogram bareh Solok tandas dalam sehari.

Biaya sewa

Bagi Emmi, sehari berarti mulai pukul 15.00 hingga pukul 03.00 selama tujuh hari dalam sepekan. Saat bulan suci Ramadhan, kedai itu bahkan buka hingga menjelang waktu imsak.

Akan tetapi, sebelum waktu berbuka, penjualan nasi tidak dilayani. ”Bulan puasa hanya jual samba (lauk pauk),” ujar Emmi.

Dengan biaya sewa tempat yang kini dikutip Rp 29.000 per hari dan listrik Rp 250.000 sebulan, Emmi memang harus bergiat. Itu membuatnya harus terus mendatangkan beras khusus itu dari kampungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com