Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puru Kambera dalam Mimpi Masyarakat Waingapu

Kompas.com - 16/07/2014, 19:49 WIB
SUMBA memang indah. Tak hanya padang sabana dengan gerombolan ternak di hamparan rerumputan kering kecoklatan yang menawan, namun pulau itu dihiasi hamparan pantai pasir putih berkilau dengan kondisi air laut yang jernih pula. Pada bibir pantai tumbuh pohon cemara yang berjajar rapi bagai karya tangan manusia, seperti di Pantai Puru Kambera, 25 kilometer arah timur Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur, NTT.

Pantai di Desa Hambapraing, Kecamatan Knatang, itu masih perawan. Hanya tampak tiga kapling tanah dengan tegakan batu karang yang tersusun setinggi 2 meter dari bibir pantai menuju sekitar 200 meter ke darat. Kapling tanah itu milik pengusaha dari Denpasar, Bali, untuk pembangunan pusat pemondokan di bibir pantai.

”Tanah ini dijual oleh pemilik kepada pengusaha dari luar. Ukuran satu kapling tanah sekitar 50 meter x 200 meter atau
1 hektar,” ungkap Tony Njuru Kamba, warga Desa Hambapraing, pekan lalu.

Waingapu-Puru Kambera bisa ditempuh dalam 25 menit dengan kendaraan roda empat. Setiap hari libur, Sabtu atau Minggu, ratusan warga Waingapu melepas lelah di pantai itu. Mereka tidur, bermain, dan melakukan aktivitas lain di bawah bayangan pohon cemara.

Hamparan pohon cemara itu tumbuh dan berkembang begitu teratur bagai ditata manusia, membentang sepanjang bibir pantai, sekitar 10 km, dengan lebar ke darat hanya sekitar 50 meter. Namun, sesungguhnya pohon cemara yang berusia 1 tahun hingga 20 tahun itu tumbuh secara alamiah.

Ketika angin laut atau angin darat berembus di area pantai, yang terdengar adalah bunyi gemuruh perlahan di udara, menerpa tubuh yang sedang kepanasan. Tubuh pun terasa dingin dan sejuk seketika.

”Warga sering datang membawa tikar. Siang hari, mereka tidur di bawah rerimbunan pohon itu setelah lelah mandi dan makan. Bahkan, ada pengunjung yang sempat mimpi indah di pantai ini, seperti berada dalam istana atau di lokasi yang istimewa,” kata Kamba.

Pantai Puru Kambera terasa terindah di Sumba Timur. Hamparan pasir putih berkilau sepanjang sekitar 5 km membentang di bibir pantai dengan air laut yang jernih membiru.

Ketika mendekati pantai itu, tepatnya dari Bukit Puru, sekitar 2 km, tampak hamparan pasir putih yang memesona mata. Hati pun seakan melonjak kegirangan menyaksikan air laut nan jernih, yang bergelombang kecil memecah di bibir pantai.

Tak ada penduduk di sekitar pantai. Aktivitas nelayan pun sangat jarang, menandakan pantai itu benar-benar bebas dari perilaku kotor manusia.

Hanya tampak beberapa elang beterbangan di pesisir, sebentar hinggap di puncak pohon cemara, kemudian terbang mengikuti buih ombak di tepi pantai, mencari makanan. Keheningan pantai itu membunuh semua perasaan ingar-bingar tinggal di perkotaan.

Belum dikelola

Puru Kambera belum dikelola oleh pemerintah daerah atau pengusaha. Namun, pengaplingan tanah di pesisir itu sudah dilakukan. Menurut warga setempat, pengembang akan mulai mengelola pantai itu tahun 2016 setelah mendapatkan restu dari masyarakat sekitar.

Pengunjung yang datang ke pantai itu pun belum sebanyak di Pantai Londo Empat atau Pantai Londo Lima, sekitar 5 km dari Waingapu. Di kedua pantai yang sudah dikelola itu, setiap hari libur, sekitar 200 orang datang dengan berbagai kepentingan.

Namun, pengunjung datang ke Pantai Londo Empat dan Londo Lima terutama karena jaraknya yang dekat dari Waingapu. Meski demikian, harus diakui, pemandangan kedua pantai ini tak seindah Puru Kambera. Kedua pantai tidak memiliki pasir putih nan berkilau. Air lautnya keruh dan ditumbuhi bakau diselingi pohon asam dan kesambi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com