Hanya tampak beberapa elang beterbangan di pesisir, sebentar hinggap di puncak pohon cemara, kemudian terbang mengikuti buih ombak di tepi pantai, mencari makanan. Keheningan pantai itu membunuh semua perasaan ingar-bingar tinggal di perkotaan.
Belum dikelola
Puru Kambera belum dikelola oleh pemerintah daerah atau pengusaha. Namun, pengaplingan tanah di pesisir itu sudah dilakukan. Menurut warga setempat, pengembang akan mulai mengelola pantai itu tahun 2016 setelah mendapatkan restu dari masyarakat sekitar.
Pengunjung yang datang ke pantai itu pun belum sebanyak di Pantai Londo Empat atau Pantai Londo Lima, sekitar 5 km dari Waingapu. Di kedua pantai yang sudah dikelola itu, setiap hari libur, sekitar 200 orang datang dengan berbagai kepentingan.
Namun, pengunjung datang ke Pantai Londo Empat dan Londo Lima terutama karena jaraknya yang dekat dari Waingapu. Meski demikian, harus diakui, pemandangan kedua pantai ini tak seindah Puru Kambera. Kedua pantai tidak memiliki pasir putih nan berkilau. Air lautnya keruh dan ditumbuhi bakau diselingi pohon asam dan kesambi.
Pantai Londo Lima dikelola oleh Pemkab Sumba Timur. Pantai Londo Empat dibiarkan terbuka. Karcis masuk ke pantai itu Rp 5.000 per orang, ditambah biaya parkir kendaraan roda empat Rp 10.000 atau roda dua Rp 3.000 per unit. Di kawasan pantai dengan luas sekitar 1.000 meter persegi itu sudah disiapkan air bersih dan toilet oleh pengelola. Namun, pengunjung lebih banyak ke Pantai Londo Empat yang masih bebas dimasuki. Pengunjung cenderung tak peduli, biaya masuk itu sebenarnya untuk pengembangan obyek wisata tersebut.
Pada pintu masuk kawasan Pantai Londo Lima terdapat tiga rumah penduduk dengan dua kios di sampingnya. Di kios itu disediakan air minum dan makanan ringan. Di lokasi Londo Lima terdapat pula air bersih dan kamar mandi bagi pengunjung pantai, tetapi tidak ada rumah penginapan.
John Tanga Hama (45), penjaga retribusi di Pantai Londo Lima, mengatakan, pengunjung saat ini masih bebas menentukan pilihan, masuk ke obyek wisata pantai yang mana. Namun, suatu ketika nanti, semua bibir pantai yang indah dan memiliki daya tarik pengunjung akan dikelola oleh pengusaha.
”Sebagian pesisir pantai di Sumba sudah dikuasai pengusaha dari luar. Misalnya, Pantai Rua di Sumba Barat saat ini dikelola oleh warga Amerika Serikat (AS). Sekitar 40 hektar kawasan pantai itu dikuasainya. Sementara sejumlah pantai di wilayah Lamboya dan sekitarnya di Sumba Barat juga sudah dikuasai pengusaha dari Jakarta,” kata Tanga Hama.
Sebagian besar pantai di Sumba menyimpan keindahan dengan hamparan pasir putih dan sejumlah keunikan. Pantai Ratunggare di Umbu Ngedho, Kecamatan Bondokodi, dan Pantai Kita di Kabupaten Sumba Barat Daya juga tidak kalah menariknya dibandingkan Puru Kambera. Pantai Ratunggare yang bersebelahan dengan Lapangan Pasolla Sumba sudah dikontrak pengusaha asal AS, tetapi belum dibangun.
Sekitar 100 meter ke arah barat dari pantai itu terdapat deretan rumah adat khas Sumba dengan kubur batu yang mengelilingi rumah adat itu. Kubur batu itu milik raja dan leluhur masyarakat Umbu Ngedho. Menjelang pergelaran Pasolla, kubur batu dan rumah adat itu didatangi dan dijadikan tempat menggelar upacara sebelum peserta turun ke gelanggang pertandingan. (Kornelis Kewa Ama)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.