Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2014, 17:32 WIB
MATARAM, KOMPAS — Potensi sumber daya alam geologi untuk dijadikan obyek wisata, seperti Gunung Tambora di Pulau Sumbawa dan Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, belum digarap secara optimal. Program ”Tambora Menyapa Dunia” yang dihajatkan untuk memperingati 200 tahun meletusnya Tambora dan mendongkrak kunjungan wisata, misalnya, sepi promosi, bahkan belum terlihat kegiatan konkret di lapangan.

”Pelaksanaan ’Tambora Menyapa Dunia’ tinggal hitungan bulan. Padahal, road map sudah ada, tetapi hanya di atas kertas, belum ada kegiatan konkret. Kami hanya bicara. Mari para stakeholder (pemangku kepentingan) duduk bareng membicarakan agenda konkret day to day,” ujar Taufan Rahmadi, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Rabu (17/9/2014), di Mataram.

BPPD terkait dengan program ”Tambora Menyapa Dunia” mengingat fungsinya untuk kegiatan promosi dan publikasi. Namun, BPPD tidak didukung agenda kegiatan yang jelas, seperti kesiapan fasilitas dan produk-produk yang akan dijual. ”Ini momentum berskala dunia yang harus dimanfaatkan. Jangan sampai pada hari-H membuat kami malu,” kata Taufan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, M Nasir, mengatakan, pihaknya beberapa kali berkoordinasi dan mengingatkan instansi terkait yang menjadi tuan rumah kegiatan tersebut, yaitu Kabupaten Dompu dan Bima. ”Soal sosialisasi dan publikasi antara lain sudah ditangani BPPD. Tugas-tugas lain, seperti ketersediaan fasilitas dan sarana pendukung lainnya, tentunya dibagi dua oleh kabupaten tuan rumah,” katanya.

Dua di NTB

Menurut Heryadi Rachmat, pemerhati gunung api, Indonesia memiliki tiga kaldera gunung api berskala dunia dilihat dari kekuatan letusannya. Dari tiga kaldera itu, dua di antaranya di NTB, yaitu kaldera Gunung Rinjani dan Tambora dengan luas masing-masing sekitar 7 kilometer persegi. Indeks kekuatan letusan (explosivity vulcanic index/EVI) kedua gunung itu berskala 7 (dari skala 0-7) atau di bawah EVI Toba (skala 8).

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Mendaki Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, NTB.
Letusan dahsyat Tambora pada 10 April 1815, yang memengaruhi perubahan cuaca dunia, menjadi perhatian dunia internasional. Di Inggris dan Eropa, serta Amerika Latin dan negara-negara lain yang terkena dampak letusannya dijadwalkan mengadakan peringatan 200 tahun letusan Tambora tersebut. "Salah satu di antaranya seminar di Swiss yang dihadiri para pakar berbagai ilmu," kata Heryadi.

Gunung Rinjani pun tidak luput dari perhatian dunia. Hal itu terbukti dari 10 ahli gunung api dari Amerika, Perancis, Jerman, Belgia, dan Inggris selama dua hari (15-16/9/2014) melakukan field trips setelah melakukan pertemuan ”City on Volcanoes 08” pada 9 September hingga 11 September lalu di Yogyakarta. (RUL)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Jalan Jalan
Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Travel Update
Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Travel Update
Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Travel Update
Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Travel Update
Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Travel Update
Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Jalan Jalan
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Travel Update
Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Travel Tips
Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Jalan Jalan
Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jalan Jalan
Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Travel Update
Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com