Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah dengan Malaysia, Indonesia Gagal sebagai Destinasi Wisata

Kompas.com - 15/10/2014, 11:03 WIB
Kontributor Yogyakarta, Gandang Sajarwo

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia gagal sebagai destinasi wisata. Kegagalan ini menyebabkan, negara besar yang di dalamnya bertebaran obyek wisata ini hanya menempati urutan 121 negara yang dikunjungi wisatawan. Sementara Malaysia dengan keterbatasan potensi wisatanya malah berhasil dalam melakukan destinasi dan mampu menempati urutan 10 besar negara yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

Demikian dikatakan Suhendroyono SH MM Mpar, Ketua Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (Hildiktipari), di sela seminar nasional "Sinkronisasi Pengembangan Destinasi Pariwisata dan SDM Pariwisata Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015" yang digelar Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) di Jogja Expo Center (JEC), Selasa (14/10/2014).

"Tanpa kerja keras dan sungguh-sungguh, dunia pariwisata Indonesia akan kedodoran menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan mulai berlaku tahun depan. Kita hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri,” kata Suhendroyono.

Lebih lanjut Suhendroyono mengatakan, pariwiata Indonesia selama ini hanya fokus pada tiga hal yakni hospitality, travel and tour, dan MICE . Sementara destinasi wisata, masih diabaikan. Pengabaian ini, menurut Suhendroyono, karena di Indonesia terdapat begitu banyak obyek dan atraksi wisata yang menarik, hingga para pelaku wisata beranggapan tanpa dikelola pun obyek-obyek wisata itu akan menarik kunjungan wisatawan.

"Kita terlena pada kemurahan Tuhan yang menganugerahkan begitu banyak keindahan alam di Indonesia hingga kreativitas kita menjadi tumpul. Selama ini kita hanya membuat daftar tempat-tempat kunjungan wisata, namun kita tidak pernah melakukan pengelolaan secara sungguh-sungguh mulai dari kemasan, promosi, hingga infrastrukturnya," papar Suhendroyono.

KOMPAS/DODY WISNU PRIBADI Puncak acara Festival Danau Sentani ke-7, 2014, sebagaimana festival sebelumnya, berupa pemaparan tari-tarian peragaan upacara-upacara adat. Tarian umumnya mengambarkan kegiatan rumah tangga adat, yakni berburu, menjala ikan, dan bersyukur pada Sang Pencipta
Terkait dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun depan, Suhendroyono mengatakan, tanpa persiapan yang sungguh-sungguh, hal itu merupakan ancaman bagi dunia pariwisata Indonesia.

Sayangnya, lanjut Suhendroyono, hingga saat ini masih sangat sedikit para pelaku wisata di Indonesia yang menyadarinya. "Coba kita cermati, untuk lingkup Yogyakarta saja, saat ini hotel-hotel baru dengan merk asing tumbuh menjamur. Dugaan saya, begitu era MEA diberlakukan, akan berbondong-bondong para profesional masuk ke Indonesia. Tanpa memanfaatkan waktu yang tersisa untuk bekerja keras, kita betul-betul akan menjadi penonton," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com