Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Sehari di Toraja Utara

Kompas.com - 06/12/2014, 20:32 WIB
NAMA Toraja sangat dikenal wisatawan mancanegara. Meski jarak dari Makassar (Sulawesi Selatan) ke Toraja memakan waktu hampir 8 jam lewat darat, tetap tak menyurutkan wisatawan untuk datang ke destinasi wisata yang sarat adat istiadat yang unik dan menarik tersebut.

Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Ketut Ardana, destinasi wisata Toraja sudah sejak lama dikenal wisatawan, terutama wisatawan Eropa. Larangan terbang terhadap maskapai penerbangan Indonesia oleh Uni Eropa mengakibatnya menurunnya jumlah wisatawan Eropa ke Indonesia termasuk ke Toraja. "Selama ini, wisatawan Eropa yang ke Toraja selalu dipasok dari Bali," kata Ardana.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun di Kete Kesu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2014).
Senin (17/11/2014), Kompas Travel ikut dalam Famtrip Destination Management Organization (DMO) Toraja bersama para biro perjalanan dari Bali, Yogyakarta, Jakarta, Singapura dan Malaysia mengunjungi beberapa obyek wisata di Kabupaten Toraja Utara. Berikut beberapa obyek wisata menarik di wilayah tersebut.

1. Museum Ne' Gandeng

Lokasinya berada di tengah sawah, di Desa Palangi, Kecamatan Sa'dan Balusu. Ketika rombongan famtrip tiba, satun-satunya jalan menuju Museum Ne' Gandeng, terutama dekat museum sedang dalam perbaikan. Terpaksa rombongan berjalan kaki tak sampai satu kilometer menuju lokasi. Justru berjalan kaki di pagi hari ini malah sangat dinikmati peserta famtrip.

Wisatawan akan melewati Jembatan Ne' Gandeng yang dibangun oleh Yayasan Keluarga Besar Ne' Gandeng. Ditambah lagi  pemandangan sawah di kiri-kanan jalan begitu memesona. Museum ini layak jual untuk wisatawan. Coba kalau padi di kiri-kanan jalan ini pas menguning, pasti berjalan menuju Museum Ne' Gandeng sangat dinikmati dan ditunggu-tunggu wisatawan," kata Ardana dengan optimis.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Museum Nek Gandeng, salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Gambar diambil Senin (17/11/2014).
Petrus Pasulu, anak bungsu Ne' Gandeng dari 11 bersaudara menuturkan tempat ini awalnya merupakan tempat pelaksanaan prosesi pemakaman Ne’ Gandeng yang meninggal pada tanggal 3 Agustus 1994. Menurut Petrus, ide pembangunan tempat ini yakni manusia Toraja sangat menghormati para leluhurnya. Semasa hidup Ne' Gandeng sangat memperhatikan kehidupan masyarakat sekitar. "Bahkan Ne' Gandeng usulkan listrik masuk desa dan biayanya dari menjual kerbau," tutur Petrus.

Di Museum Ne' Gandeng, wisatawan akan menemukan pondok permanen yang berbentuk rumah adat Toraja. Pondok ini dimasudkan sebagai tempat menginap keluarga dan tamu yang datang melayat. Di tempat inilah, selain digunakan oleh keturunan Ne' Gandeng untuk melaksanakan prosesi pemakaman adat Toraja juga diperuntukkan bagi siapa saja warga Toraja yang ingin menggelar acara serupa.

2. Pallawa

Setelah mengunjungi Museum Ne' Gandeng, perjalanan dilanjutkan menuju Pallawa, sekitar 12 km dari Kota Rantepao, Ibu Kota Kabupaten Toraja Utara. Di sini, akan dijumpai rumah adat Toraja yang dinamakan Tongkonan, di mana atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan berfoto dengan latar belakang rumah adat Toraja di Pallawa, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2014).
Namun saat ini sebagian bahan tongkonan menggunakan atap seng. Yang unik, di bagian depan terdapat susunan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat.

Sebelah kanan rumah adat Toraja biasanya ada lumbung. Kadang bangunan lumbung lebih bagus ketimbang rumah tempat tinggal. "Lumbung untuk menyimpan padi. Rumah itu lambang ibu, kalau lumbung simbol bapak karena bapak yang membuka lahan," kata pemandu wisata Lisa A Soba. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Batutumonga.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kuburan batu di Tinambayo Lempo, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2014).
3. Batutumonga

Selama perjalanan menuju Batutumonga, kami singgah di Deri 1 dan Tinambayo Lempo. Di sini terhampar sawah yang luas dan batu-batu besar teronggok di sembarang tempat. Keberadaan batu-batu besar ini bagi warga Toraja dijadikan sebagai liang atau kuburan batu. Biasanya satu keluarga memiliki satu tempat khusus. "Setiap tahun ada bersih-bersih kuburan, biasanya setelah panen. Baju jenazah yang disimpan diganti. Tandanya ada pintu, berarti ada jenazah," kata Soba.

Batutumonga terletak sekitar 24 km dari Kota Rantepao, lokasinya di lereng Gunung Sesean. Dari sini, wisatawan bisa melihat panorama alam yang sangat indah, seperti hamparan sawah yang tersusun rapi atau mirip dengan persawahan di Bali, dan Kota Rantepao dilihat dengan jelas.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Panorama alam dan hamparan sawah di Batutumonga, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2014).
Menurut Soba, waktu yang paling baik mengunjungi Batutumonga sekitar bulan Maret dan April atau saat musim panen padi berlangsung.

Jika perut keroncongan atau ingin menginap, jangan khawatir. Pasalnya di Batutumonga yang berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut ini tersedia tempat penginapan ataupun kafe untuk santap siang. Sewa tempat penginapan berbentuk rumah adat Toraja ini sekitar Rp 300.000. Rombongan lantas singgah di Mentirotiku untuk santap siang.

4. Bori

Perjalanan dilanjutkan menuju Kompleks Megalit Kalimbuang Bori, Kecamatan Sesean. Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang, wisatawan akan memasuki Situs purbakala Bori Parinding yakni kawasan kuburan batu dan rante yakni lapangan rumput yang khusus digunakan untuk upacara penguburan. Tempat ini juga dipenuhi batu menhir (batu berdiri).

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kompleks Megalit Kalimbuang Bori, di Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2014).
Di Kalimbuang Bori, menhir didirikan untuk menghormati pemuka adat atau keluarga bangsawan yang meninggal. Konon, bebatuan menhir ini ada yang berusia hingga ratusan tahun. Belum ada data pasti mengenai jumlah batu menhir di sini. Ada yang menyebut 102 buah, yakni terdiri dari 54 menhir kecil, 24 sedang dan 24 batu ukuran besar.

5. Ranteallo

Di Ranteallo, Kecamatan Tallunglipu ini, wisatawan akan menemukan rumah adat Toraja yang posisinya saling berhadap-hadapan. Yang unik, di rumah-rumah warga yanag berada di belakang rumah adat ditemukan kandang babi dan kerbau.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kerbau belang di Ranteallo untuk upacara adat masyarakat Toraja. Harga sekitar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta.
Bagi warga Toraja, babi dan kerbau merupakan persembahan pada upacara adat. Mau tahu berapa berat dan harganya? Babi di Ranteallo ini memiliki berat di atas 200 kilogram seharga Rp 15 juta. Sementara kerbau belang di sini seharga sekitar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta.
 
6. Kete Kesu
 
Dikenal sebagai desa wisata di Kabupaten Toraja Utara. Letak Kete Kesu sekitar 4 kilometer sebelah tenggara Rantepao. Di Kete Kesu terdapat peninggalan purbakala berupa kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Teruslah berjalan mendekati tebing dan menaiki tangga.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Obyek wisata Kete Kesu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2014). Di sini terdapat kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun.
Di sini wisatawan akan menemukan kuburan batu yang menyerupai sampan atau perahu yang menyimpan sisa-sisa tengkorak dan tulang manusia. Hampir semua kuburan batu diletakkan menggantung di tebing atau goa. Terkadang tengkorak dan tulang berserakan di samping peti jenasah.

Beberapa makam adat di Kete Kesu terlihat ditutup dengan jeruji besi untuk mencegah pencurian patung jenazah adat. Beberapa jenazah dapat dilihat jelas dari luar bersama dengan harta yang dikuburkan di dalamnya. Peti mati tradisional di Kete Kesu tidak hanya berbentuk seperti perahu, namun juga ada yang berbentuk kerbau dan babi dengan pahatan atau ukiran rapi. Menurut Soba, peti berukir kerbau berarti jenazah laki-laki, sedangkan peti berukir babi melambangkan jenazah perempuan.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun di Kete Kesu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2014).
Lelah naik dan turun tangga di Kete Kesu, deretan toko suvenir sudah menanti wisatawan untuk membeli oleh-oleh khas Toraja. Soba menuturkan, wisman yang mengunjungi Toraja didominasi wisatawan Perancis, Spanyol, Belanda, Italia dan Jerman. Apalagi di Toraja hampir setiap saat ditemukan upacara adat.

Bulan Desember merupakan puncak festival di Toraja, termasuk di Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Tana Toraja, di mana akan digelar "Lovely December" pada akhir Desember. Biasanya kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri akan membeludak datang ke Toraja dan hotel-hotel diperkirakan penuh tamu. Untuk mengunjungi obyek wisata di Kabupaten Toraja Utara dalam sehari, Soba mengenakan biaya sebesar Rp 1,2 juta untuk satu mobil berisi 4-5 orang. "Itu sudah termasuk sopir dan bahan bakar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com