Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susu Kerbau "Naik Kelas"

Kompas.com - 05/04/2015, 13:48 WIB

”Alhamdulillah. Semua biaya anak sekolah dari susu kerbau. Permen ini berjasa bagi keluarga kami,” katanya.

Anak pertama Siti sudah lulus kuliah dan bekerja di BRI Cabang Sumbawa. Anaknya yang kedua bekerja di Rumah Sakit Umum Taliwang, Sumbawa Barat, sedangkan anak ketiga masih duduk di kelas I sekolah menengah atas. Dua anaknya yang terkecil masing-masing kelas IV dan II sekolah dasar.

Siti pun masih betah menjalankan usaha permen susu kerbau. Ia ditawari mengolah susu menjadi makanan lain, seperti roti dan yoghurt, tetapi pilihannya masih tetap pada permen. Bersama dua pekerjanya, Siti turun langsung mengolah permen susu kerbau.

Rata-rata, Siti membeli 25-40 liter susu per hari untuk bahan membuat permen. Peternak kerbau datang langsung ke rumah Siti menawarkan susu kerbau. Mereka menjual susu dalam kemasan botol. Setiap delapan botol setara 5 liter susu, dengan harga Rp 20.000 per botol.

Setiap permen dibungkus dengan kertas kue dan dikemas ke dalam kantong plastik ukuran seperempat kg, setengah kg, dan 1 kg. Harga permen susu kerbau per kg Rp 120.000. ”Dalam sebulan, rata-rata saya masih ada keuntungan kotor Rp 8 juta,” ujarnya.

Permen susu kerbau itu punya pelanggan tetap, antara lain dikirim ke sejumlah bank, instansi, toko oleh-oleh, toko makanan di bandara, dan pelanggan rumahan dari sejumlah daerah.

”Saya pernah ditelepon saudara di Kalimantan, yang mengabarkan permen susu kerbau saya ada di sana. Seorang tentara dari Malang, Jawa Timur, membawa permen itu. Mungkin tentara itu membeli dari pelanggan saya di Malang. Sebelumnya, saya mengirim 4 kg permen susu kerbau ke Malang,” ungkap Siti, yang pernah mendapat bantuan alat pengepak dari pemerintah daerah.

Permen susu kerbau Riskika pernah mendapat penghargaan sebagai Produk Inovasi Pemasaran dan Peternakan dari Bupati Sumbawa tahun 2011, dan Produk Pertanian Berdaya Saing Tahun 2012 dari Gubernur Nusa Tenggara Barat. (IKA/ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com