Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjamah Awan di Bukit Pergasingan

Kompas.com - 11/04/2015, 11:21 WIB
Oleh: Khaerul Anwar

LOMBOK bukan cuma pantai. Pulau kecil itu dikaruniai keindahan alam yang lengkap. Di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, bukit-bukit dan pegunungan menjulang adalah pesona yang teramat sayang dilewatkan. Sembalun adalah kecamatan di lembah dataran tinggi Rinjani, gunung api tertinggi kedua di Indonesia.

Jaraknya dari Kota Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat (NTB), berkisar 90 kilometer atau kurang dari dua jam perjalanan mobil ke arah timur laut.

Sembalun juga menjadi salah satu dari dua ”gerbang” pendakian ke gunung setinggi 3.726 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut. Gerbang lainnya adalah melalui Senaru di Kabupaten Lombok Utara.

Namun, Sembalun pun bukan hanya Rinjani. Di wilayah subur itu juga terbentang rangkaian gunung-gunung dan perbukitan yang menawarkan pemandangan tak kalah spektakuler. Salah satunya adalah Bukit Pergasingan.

Bukit setinggi 1.620 mdpl itu berada di sisi utara Desa Sembalun, satu dari lima desa di Kecamatan Sembalun. Lembah Sembalun sendiri berketinggian sekitar 1.100 mdpl dengan hawa udara sejuk.

Pergasingan merupakan salah satu destinasi favorit bagi pencinta wisata trekking dan jelajah alam kelas pemula atau umum. Bagi pendaki gunung, Pergasingan bisa jadi tempat latihan atau uji coba sebelum mendaki Rinjani.

Kompas berkesempatan menjajal trekking di bukit tersebut saat berkunjung pertengahan Maret lalu. Kami ditemani pemandu, Hamka (27), dan porter, Ja’i (20), dari Lembah Rinjani Villa, salah satu dari 10 penginapan yang ada di Sembalun.

Setiap penginapan rata-rata juga menyediakan paket wisata trekking perbukitan ataupun pendakian ke Rinjani. Kalaupun tidak, silakan bertanya kepada pengelola penginapan tentang penyedia jasa tersebut.

”Soft trekking”

Matahari baru saja menyembul dari ufuk. Sinarnya pagi itu menaburi puncak Rinjani dengan kilau keemasan. Kami pun bersiap menjelajahi Pergasingan.

Meskipun berkategori soft trekking, sesungguhnya mendaki Pergasingan tidaklah soft bagi orang awam yang tak terbiasa memanjat gunung. Bukit itu menyajikan tantangan jalur ekstrem dengan kemiringan lereng berkisar 45 derajat-75 derajat.

Bagi Anda yang hendak mencobanya, baiknya menyiapkan kondisi fisik semaksimal mungkin. Jangan lupa pula membawa bekal makanan dan minuman yang cukup. Kekuatan napas dan kaki akan ditempa ujian yang tak ringan.

Di kaki bukit, langkah awal menuju puncak diantar oleh 106 anak tangga berlapis semen. Setelah itu, dilanjutkan melewati jalur setapak lurus yang menyusuri kemiringan lereng bukit.

Hampir seluruh Sembalun bisa terlihat dari ketinggian Pergasingan. Permukiman penduduk serta petak sawah dan kebun terhampar jelas saat menengok ke bawah. Warga Sembalun tak hanya menanam padi, melainkan juga beragam sayur dan buah-buahan sehingga dari ketinggian petak-petak itu terlihat semarak dengan warna yang didominasi hijau.

Makin tinggi naik, makin cantik pula pemandangannya. Ada banyak titik perhentian untuk sekadar menarik napas dan memandang puas-puas ”lukisan” alam itu. Boleh juga sekali-dua ber-selfie untuk kenang-kenangan.

Rasa penasaran untuk mencapai puncak membuat pegal dan sengal sedikit terlupakan. Setelah berjalan mendaki selama tiga jam, waktu tempuh yang terhitung molor karena sekian kali beristirahat dan mengambil gambar, kami pun sampai di ”atap” Pergasingan.

Bagian puncak yang merupakan dataran landai itu adalah lokasi berkemah bagi para pendaki. Hamka mengatakan, kebanyakan orang yang mendaki Pergasingan berangkat pada sore atau malam hari kemudian mendirikan tenda di lokasi tersebut. ”Mereka sengaja bermalam untuk melihat konstelasi bintang galaksi Bima Sakti di langit dan pemandangan matahari terbit di pagi hari sebelum turun bukit,” ujarnya.

Pemandangan di atas Pergasingan memang menawan. Perjuangan berat saat mendaki terbayar lunas dengan keindahan alam yang disajikan. Jauh di bawah adalah Sembalun dengan latar belakang Rinjani dan bukit-bukit yang memagarinya.

Bukit misteri

Hawa dingin pegunungan yang dibawa semilir angin pun membantu meluluhkan lelah. Kumpulan awan rendah dan kabut yang menyelimuti bukit menemani kehadiran kami di tanah sepi itu. Sesekali, titik airnya jatuh memerciki kepala. Awan tebal juga terlihat menutupi puncak Rinjani di kejauhan.

Hamka mengatakan, bukit itu dinamai Pergasingan karena dulunya merupakan tempat para raja dan bangsawan dari berbagai penjuru Pulau Lombok menggelar permainan gasing. Namun, penjelasan kenapa puncak bukit itu yang dipilih sebagai lokasi masih menjadi misteri.

Hamka yang juga pengurus Sembalun Community Development Centre (SCDC), mengatakan, trekking ke Pergasingan mulai dikelola sebagai paket wisata sejak pertengahan 2014. Selain Pergasingan, sejumlah bukit lain di wilayah Sembalun juga bisa menjadi tujuan wisata trekking, seperti Anak Dara, Telaga, Kanji, Dandaun, dan Propok.

Selain wisatawan lokal yang biasanya terdiri dari mahasiswa maupun pelajar sekolah menengah atas, Pergasingan juga kerap dikunjungi turis asing. Waktu terbaik untuk menjelajahi Pergasingan adalah selama April-Juli atau musim kemarau.

Diralam (59), Kepala Desa Sembalun, yang juga perintis pariwisata, berharap suatu saat nanti ada jembatan gantung yang menghubungkan puncak bukit-bukit di Sembalun seperti di Kinibalu, Malaysia. (ENG/RZF/IKA/REK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com