Tim ekspedisi yang terdiri dari bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkab Manggarai Timur dan jurnalis yang bekerja di Kabupaten Manggarai Timur dan Dinas Pariwisata Manggarai Timur serta Kecamatan Sambirampas dan sejumlah kepala desa yang difasilitasi Pemkab Manggarai Timur untuk mempromosikan obyek-obyek wisata yang masih tersembunyi di Manggarai Timur.
Berawal dari keinginan untuk mempublikasikan pariwisata di bagian Utara ini, tim berangkat dari Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur, Rabu (8/4/2015) dengan mengendarai dua kendaraan. Semua berkumpul di rumah Kabag Humas, Bonifasius Sai pada Rabu pagi sambil minum kopi Colol.
Sekitar jam 10.00 Wita, tim ekspedisi Utara bergegas dengan dua kendaraan menuju ke Pota, ibu kota Kecamatan Sambirampas. Kami melewati jalur tengah dari Borong menuju ke Mbeling, hutan konservasi Banggarangga dan melewati Kecamatan Pocoranaka.
Keluarga dari Agustinus Suparman (staf Humas dan protokoler Pemkab Manggarai Timur) di Kampung Teker sudah menyiapkan hidangan makanan siang bagi rombongan tim ekspedisi utara tersebut.
Kurang lebih dua jam lebih, kami makan siang dengan jagung masak dan berbagai hidangan lainnya. Sesudah itu kami berangkat menuju ke Pota, ibu kota Kecamatan Sambirampas melewati Dampek.
Sepanjang perjalanan Transflores bagian Utara, khususnya dibagian Dampek, di pinggir jalan negara itu, petani sedang mengumpulkan kayu api untuk dijual ke mobil menuju ke Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.
Setiba di Rumah Jabatan Camat Sambirampas, kami disambut dengan ramah oleh Camat Sambirampas, Sarjudin bersama staf. Kami makan malam dengan hidangan ikan kuah khas masyarakat Pota. Selanjutnya kami bercerita sambil menggali potensi unik di sekitar Sambirampas.
Esok, Kamis (9/4/2015), sekitar jam 04.30 Wita, kami dipandu oleh Tenaga Harian Lepas sekaligus koordinator Pariwisata di Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur di Pota, Arsyad dan Kepala Desa Nangabaras, Warkah Jalu menuju ke obyek wisata yang sangat terkenal di wilayah Sambirampas. Obyek wisata itu adalah Pantai Pasir Watu Payung.
Pantai Pasir Watu Payung masuk dalam wilayah Desa Nangambaur, Kecamatan Sambirampas, Manggarai Timur, Flores, NTT. Pantai ini belum setenar dibandingkan pantai-pantai lainnya di Pulau Flores.
“Kami semua menikmati dan mengagumi keindahan alam yang diwariskan Sang Pencipta bagi kemajuan Manggarai Timur kedepan. Selama ini potensi pariwisata ini hanya dinikmati warga lokal di Sambirampas dan Kecamatan Lambaleda dan ada juga kunjungan wisatawan asing,” ungkap Arsyad.
Kepala Desa Nangambaur, Warkah Jalu menjelaskan, pantai ini disebut Pantai Watu Payung karena ada sebuah batu raksasa di pinggir pantai berbentuk payung. Orang lokal menyebutnya 'watu payung' atau batu payung. Selain pantai yang indah, perairaan Watu Payung juga tempat hidupnya penyu.