Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum, Sentuhan Strategi Membumi agar Lestari

Kompas.com - 21/05/2015, 13:41 WIB

Gedung ini pernah jadi kantor Komite Nasional Indonesia, Dewan Perdjoangan Karesidenan Bogor, markas Laskar Rakyat Bambu Runcing, dan tempat pejuang menyusun strategi perang melawan pasukan sekutu.

”Mengandalkan tiket masuk mustahil museum ini bisa hidup,” kata Ma’ruf, sukarelawan sekaligus pemandu dan penanggung jawab pengelolaan museum. Tiket masuk museum Rp 4.000 per orang. Dalam sehari pengunjung tidak lebih dari selusin.

Ma’ruf mengatakan, ada enam pegawai museum. Dana yang diperlukan untuk upah pegawai sekitar Rp 10 juta per bulan. Untuk perawatan 500 koleksi berupa senjata, dokumen, uang, pakaian lama, dan perawatan gedung, diperlukan setidaknya Rp 10 juta per bulan.

Meski berada dalam kekurangan, para pegawai tetap bersemangat mengelola dan menjalankan museum. Mereka memotret dan mengetik kembali informasi seputar masa perjuangan dari koran, buku, dan selebaran pada masa itu.

Ironisnya, untuk pemotretan dan pengetikan, peralatannya dipinjam dari siswa atau mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas ilmiah, skripsi, atau tesis di museum itu. Hasilnya, tentu jauh dari sempurna.

Ada seruan agar Pemerintah Kota Bogor mengambil alih pengelolaan museum dengan harapan museum bisa lestari. Namun, bantuan terkini untuk museum hanyalah senilai Rp 50 juta dari penggalangan dana Bogor Heritage Run pada 19 April. ”Kami lebih berharap ada kejelasan dari pemerintah, apakah mau melestarikan museum ini atau tidak,” kata Ma’ruf.

Tantangan itulah yang harus dijawab Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. ”Saya tidak akan rela Museum Perdjoangan mati,” ujar Bima seusai acara Bogor Heritage Run. Namun, sampai kini belum ada tindakan berarti untuk menyelamatkan Museum Perdjoangan. (B12/AMBROSIUS HARTO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com