Belum jauh meninggalkan pintu stasiun, Burj Khalifa sudah terlihat menjulang di depan mata. Selain itu, pemandangan Downtown Dubai—pusat kota Dubai—juga bisa dinikmati dari jembatan ini. Tak heran, banyak orang berfoto atau membuat video pemandangan itu dari dalam jembatan.
Sebelum masuk bangunan Mal Dubai, kembali terlihat kesiapan kota ini menyambut para wisatawan mancanegara. Terlihat kios-kios penukaran valuta asing, toko suvenir, dan agen wisata. Tak banyak memang, tetapi sangat membantu wisatawan yang tak perlu menghabiskan waktu memelototi denah mal.
Saya masuk ke salah satu gerai agen wisata untuk menanyakan cara dan biaya masuk ke Burj Khalifa. Petugas yang ramah menjawab harga tanda masuknya 164 AED atau hampir Rp 600.000 per orang untuk sekali masuk dengan durasi kunjungan 30 menit! Selain cukup mahal, tiket juga sudah tak tersedia untuk kunjungan petang dan malam itu.
Air mancur kolosal
Akhirnya saya menghabiskan waktu berjalan-jalan di mal yang diklaim sebagai mal terbesar di dunia ini sambil menunggu pertunjukan air mancur menari kolosal The Dubai Fountain.
Tak salah disebut kolosal karena air mancur ini berderet sepanjang 275 meter. Semburan air mancurnya bisa mencapai ketinggian maksimum 152 meter atau lebih tinggi dari tugu Monas di Jakarta!