Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelamatkan Penyu di Pamalikan

Kompas.com - 30/07/2015, 15:47 WIB
Adil mengemukakan, kelangkaan penyu terjadi karena maraknya perburuan induk penyu, terutama oleh nelayan dari luar Kalsel. Mereka umumnya menggunakan alat tangkap modern ilegal, seperti bom, cantrang (pukat harimau mini), dan potasium. ”Nelayan luar sering masuk perairan kami, menangkap ikan dan penyu,” katanya.

Selain karena adanya aktivitas ilegal yang dilakukan nelayan dari luar, menurut Abdul Malik, guru SD sekaligus suporter Pro Fauna Indonesia di Marabatuan, populasi penyu terus berkurang juga karena sebagian nelayan di Pulau Sembilan masih menangkap induk penyu dan memungut telurnya untuk diperdagangkan.

Tahun 2007, Malik bersama rekan-rekannya sesama guru mulai mengampanyekan perlindungan dan pelestarian penyu. Sejak itu, para pemilik kebun di Pulau Pamalikan, Danauwan, dan Kalambau mulai melakukan penangkaran. Mereka membuat kurungan dengan menyusun bilah bambu sekeliling sarang penyu untuk melindunginya dari predator sehingga telur bisa menetas dan tukik atau anak penyu bisa kembali ke laut.

Menurut Didit, ada dua jenis penyu di perairan Pulau Sembilan, yakni penyu hijau dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Keduanya terancam punah. ”Untuk menjaga kelestariannya, kami mengajak masyarakat memanfaatkan penyu secara lestari atau berkelanjutan, yakni dengan menjadikannya sebagai wisata bahari,” ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com