Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Pariwisata Perlu Penyesuaian Tren

Kompas.com - 02/09/2015, 13:44 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indutri pariwisata di seluruh dunia umumnya dan di Asia khususnya dinilai perlu melakukan penyesuaian. Hal ini disebabkan karena generasi milenial, mereka yang lahir tahun 1981-1995 akan menapali puncak kariernya di tahun-tahun mendatang. Dan generasi ini yang akan menjadi sektor utama pariwisata. Ini menjadi topik utama acara Travel With Your Fingertips, Selasa (1/9/2015).

"Kita (industri pariwisata) harus bisa menyesuaikan dengan generasi ini," kata Andrew Phua, Director Exhibitions and Conferences Singapore Tourism Board (STB).

Andrew menjelaskan budaya generasi milenial sekarang sudah terpusat pada gadget dan online. Hal yang paling tinggi penggunaannya ialah handphone. Di Indonesia misalnya, wisatawan sudah banyak menggunakan gadget dan internet untuk mencari keterangan perihal hotel. Sebagian besar menggunakan handphone, meskipun dalam proses transaksinya masih banyak yang manual.

"Sebanyak 83 persen mereka pakai internet untuk cari hotel, 76 persen mengakses internet itu dari HP, tapi yang melakukan seluruh proses secara online baru 28 persen," jelasnya.

Hal ini dibenarkan Gaery Undarsa, Managing Director dan Co-Founder Tiket.com. Menurut Gaery masyarakat sekarang sudah jarang sekali datang ke hotel-hotel untuk survei atau tanya harga.

"Kita sudah tidak melihat lagi orang yang datang ke hotel untuk survei. Mereka cari itu semua dari internet," jelasnya.

DailySocial Kini, pengguna Tiket.com bisa memesan tiket kereta api lewat aplikasi mobilenya
Demikian juga Danny Kim, Analyst, Travel Team Google Asia Pasifik. Data darinya menyebut bahwa tren wisata sekarang adalah mobile. "Beberapa hari lalu saya sempat bicara dua hal terkait industri pariwisata sekarang, mobile (HP) dan mobile (mobilitas)," candanya membuka presentasi.

Urutan penggunaan gadget masyarakat Indonesia berdasarkan data dari Kim ialah smartphone, PC, baru ke tablet. Masyarakat cenderung mengakses informasi pertama menggunakan smartphonenya, baik itu menggunakan internet atau menghubungi sumber informasi, setelah itu diperdalam di PC.

Sementara itu selain gadget dan internet, Kim juga memberikan data efektivitas 'word of mouth' pada generasi milenial. Artinya orang banyak yang tergerak karena 'kata orang'. Hanya saja sekarang trennya 'kata orang' sudah bukan berbentuk obrolan verbal lagi, melainkan melalui review dan forum-forum diskusi di internet.

Untuk menjawab tantangan ini, Gaery menyarankan industri wisata untuk mulai mengembangan apps dan mobile web. "Kita (Tiket.com) sendiri adalah industri yang muncul dari tren ini ya," katanya.

Untuk mobile web, semua industri perlu memiliki, karena ini akan jadi sumber informasi utama terkait produk wisata yang akan ditawarkan. Sementara untuk apps sendiri, tak semua hal perlu memilikinya. Menurutnya, hal yang bijak ialah melakukan kerjasama.

"Kalau kita cuma punya satu hotel misalnya, untuk apa bikin apps, saya rasa jarang orang mau download apps hanya untuk satu produk, apalagi pengelolaan apps sulit. Lebih baik kerja sama, misalnya dengan tiket.com," terangnya disambut tawa peserta.

Topik tren pariwisata dan penyesuaian yang perlu dilakukan ini akan diperdalam kemudian di acara Web In Travel (WIT), TravelRave 2015.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Suasana pameran di Kompas Travel Fair 2015 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (28/8/2015). Pameran yang berlangsung hingga 30 Agustus ini menawarkan berbagai promo tiket, destinasi wisata dalam dan luar negeri hingga hotel.
WIT merupakan salah satu rangkaian TravelRave yang berupa pertemuan profesional industri perjalanan paling besar di Asia. Acara ini akan menghadirkan pembicara papan atas seperti veteran industri, pengusaha, ahli pemasaran, dan orang berpengaruh lainnya dalam industri pariwisata.

WIT nanti mengambil tema "reboot", yakni proses pembaruan industri penggerak pariwisata. Tema ini diangkat untuk meningkatkan kesadaran bagi para penggerak industri pariwisata bahwa perlu ada pembaruan agar dapat menjangkau Asia Millennial Travelers (AMT), atau generasi milenial yang akan menjadi pasar utama wisata dunia beberapa tahun mendatang.

TravelRave 2015 akan digelar 19-23 Oktober 2015 di Singapura. Festival ini mempertemukan para penggerak bisnis dan profesional dalam industri pariwisata untuk membangun jaringan, berbagi pengetahuan dan wawasan, serta menemukan peluang bisnis baru di industri pariwisata Asia. Tahun ini menjadi kali keenam acara ini diadakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com