Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Mini Pelesir ke Taiwan

Kompas.com - 25/09/2015, 13:35 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

Hidangan Taiwan sama dengan masakan China. Sebut saja nama-nama makanan seperti dumplings, olahan bebek Peking, bakwan, atau beragam olahan tiram. Namun, jangan kaget jika menemukan rumah makan padang di sini. Walau tak banyak, berbagai rumah makan Indonesia, salah satunya masakan padang sudah ada. Ini karena banyak tenaga kerja Indonesia di Taiwan. Terkait makanan halal, Taiwan sudah memiliki 80 hotel dan penginapan yang memiliki sertifikat halal dari Chinese Moslem Association.

Transportasi

Taiwan memiliki dua bandara internasional: Taoyuan International Airport dan Kaoshiung International Airport. Transportasi dalam negeri Taiwan juga sudah sangat maju. Berbagai sarana transportasi dari bus, MRT, kereta, hingga kapal feri tersedia. Untuk berkeliling, pengunjung juga dapat menggunakan Taiwan Tourist Shuttle Bus dan Taiwan Tour Bus. Kedua bis ini disediakan oleh Tourism Bureau yang akan melewati sebagian besar destinasi wisata di Taiwan. Pemesanan dapat dilakukan dalam jaringan (online).

Budaya

Budaya Taiwan tak jauh beda dari China. Hanya beberapa hal perlu diperhatikan oleh pengunjung Indonesia: Masyarakat Taiwan terbiasa menunjuk untuk menjelaskan sesuatu. Tindakan ini hal wajar dan dianggap sopan. Kemudian, masyarakat Taiwan juga tak terlalu terikat dengan tangan kanan-kiri. Seringkali masyarakat berjabat tangan dengan tangan kiri.

Taiwan juga sudah memiliki enam buah mesjid yang tersebar di seluruh wilayah. Dua diantaranya ada di Taipei. Mesjid ini biasanya banyak digunakan sebagai sarana berkumpul dan beribadah oleh para tenaga kerja Indonesia.

Masyarakatnya juga memiliki beragam kesenian tradisional seperti memahat dan permainan akrobat. Salah satu permainan yang unik ialah ‘diabolo’ atau yoyo China. Ini jadi permainan tradisional yang masih dikenalkan pada masyarakat Taiwan melalui pendidikan formal.

Festival

Ada banyak perayaan menarik di Taiwan. Sebagai negara yang didominasi etnis China, perayaan Imlek menjadi perayaan terbesar. Kemudian masih berhubungan dengan Imlek, ada festival lampion yang diadakan pada perayaan Cap Go Meh atau 15 hari setelah perayaan Imlek. Pada festival ini masyarakat akan menulis doa dan harapan mereka pada sebuah lampion dan menerbangkannya bersama.

Setelah Cap Go Meh, masyarakat merayakan Dragon Boat Festival.  Berbagai perahu bermotif naga akan adu anggun dan saling berlomba.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Aneka ragam suvenir dijajakan di Pasar Malam Shilin di Taipei, Taiwan.
Ada juga masa Chang Ku atau bulan setan. Masyarakat percaya ada satu bulan di mana setan bisa berkeliaran bebas. Masa ini berlangsung pada bulan ketujuh dalam penanggalan China. Pada masa ini masyarakat akan banyak beribadah.

Sementara pada akhir tahun, untuk menyambut tahun baru ada pesta kembang api di Taipei 101. Pesta kembang api ini masuk dalam sepuluh besar pesta kembang api paling meriah di dunia.

Waktu Terbaik

Kapan pun bisa jadi waktu tepat berkunjung ke Taiwan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap musim ada saja plihan wisata di Taiwan. Jika pensaran dengan festival lampion, datang saat Imlek. Jika suka dengan bunga-bunga, datang awal tahun pada musim semi. Jika ingin melihat pesta kembang api, datang akhir tahun, pada musim dingin. Ini juga jadi saat yang tepat untuk berendam di air panas. Suhu musim dingin berkisar antara 6-20 derajat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com