Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajah Sejarah di Bumi Raflesia

Kompas.com - 06/10/2015, 17:10 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

Makam Eropa

Terletak beberapa ratus meter sebelah utara Monumen Inggris, terdapat sebuah kompleks pemakaman kolonial. Makam tersebut biasa disebut sebagai Makam Eropa. Makam ini berada di belakang sebuah gereja di Jalan Ditra. Orang-orang yang dimakamkan di sana rata-rata berkebangsaan Inggris dan juga Belanda.

Sebagian besar meninggal akibat penyakit malaria yang menyerang Bengkulu pada akhir abad ke-18 dan 19. Konon, tiga orang anak Thomas Stamford Raffles juga dikubur di makam ini. Sayangnya, kini kondisi makam banyak yang rusak akibat ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.


Rumah Soekarno

Berada tak jauh di sebelah timur Monumen Inggris, terdapat sebuah bangunan yang merupakan rumah dari proklamator Indonesia, Soekarno. Rumah berukuran 9 x 18 meter itu ditempati Soekarno bersama istri keduanya, yakni Inggit Ganarsih juga anak angkat mereka, Ratna Juami.

Selama kurang lebih empat tahun, mulai 1938 hingga 1941, mereka menghabiskan waktu tinggal di rumah itu ketika Soekarno dibuang oleh Belanda ke Bengkulu. Di situlah ada sebuah beranda yang sering digunakan Soekarno dan istri ketiganya, Fatmawati, untuk duduk-duduk.

Kini bangunan yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta ini difungsikan sebagai museum yang menyimpan beragam benda bersejarah, mulai dari sepeda, lemari kayu, pakaian, hingga buku-buku berbahasa Belanda peninggalan Seokarno.

Masjid Jamik Bengkulu

Latar belakang Soekarno sebagai insinyur bangunan ternyata membuat Soekarno merenovasi sebuah masjid ketika ia dibuang ke Bengkulu. Masjid yang berada di persimpangan Jalan Sudirman dan Jalan Suprapto ini direnovasi pada tahun 1983. Karena itu, Masjid Jamik Bengkulu ini juga terkenal dengan sebutan Masjid Bung Karno.

Museum Negeri Bengkulu

Museum yang terletak di Padang Harapan ini menyimpan beragam koleksi, seperti batu-batu pra sejarah, gendang tembaga kuno, dan rumah adat kayu. Museum ini juga menyimpan kain batik Bengkulu yang disebut kain bersurah dengan motif gabungan antara kaligrafi Arab dan motif matahari dari masa Majapahit.

Ada pula tekstil Pulau Enggano beserta alat tenunnya. Di depan museum ini terdapat juga terdapat tabut. Tabut adalah sebuah menara tingginya sekitar 10 meter. Terbuat dari kayu dan kertas, biasanya tabut digunakan dalam arak-arakan melalui jalan-jalan protokol di Kota Bengkulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com