Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Pulau Imajinasi di Frankfurt Book Fair 2015

Kompas.com - 19/10/2015, 15:10 WIB
Bagi yang ingin mengetahui buku-buku karya penulis Indonesia, maka pengunjung dapat mendatangi Island of Words. Berbagai buku mulai dari buku kuliner, cerita bergambar serta sastra dapat ditemukan di sini. Buku sastra yang mendapat sorotan di Jerman adalah buku Laskah Pelangi, atau dikenal dengan judul “Die Regenbogentruppe”.

Buku ini bahkan mulai dibaca luas di sekolah-sekolah agar memberi motivasi kepada para pelajar, sebab belakangan semangat belajar di Jerman dinilai mulai menurun. Sekitar 30.000 eksemplar buku Laskar Pelangi telah terjual di Jerman.

Tak hanya buku dengan teks, buku bergambar juga mendapat tempat khusus di Paviliun Indonesia. Di sudut ruang berukuran 2.500 meter persegi itu, ada Island of Images, yang menampilkan tak hanya buku tapi juga ilustrasi grafis. Di tempat ini pula, para pengunjung bisa melihat secara langsung saat para komikus beradu kebolehan untuk menggambar.

Pada setiap pertandingan, para pengunjung bisa mengusulkan ide cerita. Secara spontan para komikus akan mulai berkarya dihadapan para pengunjung. Beberapa komikus yang tampil di Island of Images adalah Muhammad “Mice” Misrad, Beng Rahardian, Sheila Rooswitha, dan Aji Prasetyo.

Namun tak melulu buku dari masa kini, ada pula karya tulis dari masa lampau dalam bentuk manuskrip. Ada delapan manuskrip yang ditampilkan di Island of Illumination dari berbagai tempat di Indonesia, dengan huruf dan bahan penulisan yang berbeda-beda. Salah seorang pengunjung yang ternyata mahasiwa ilmu Sejarah mengaku terpukau dengan penulisan namanya dalam huruf Jawa Kuno.

“Bagi saya ini seperti menggambar makna dalam kata. Bagaimana  bentuk-bentuk yang seakan terlihat acak ini, ternyata mewakili kata tertentu,” ucap Carmen Obstfeld asal Marburg.

Tak hanya bagi Carmen, bagi saya pribadi area ini menjadi saksi betapa budaya menulis di Indonesia sudah berkembang sejak lama. Di sini pula, saya menemukan buku pengobatan kuno dari tanah Batak. Kekayaan leluhur yang bahkan tidak pernah saya temukan di daerah asalnya. Wajar. Sebagian besar koleksi manuskrip ini memang merupakan pinjaman.

Pulau terakhir yang ada di paviliun Indonesia adalah Island of Scene. Ini adalah pulau tempat para penulis bertemu dan berdiskusi. Di sini pula untuk pertama kalinya, para tokoh literasi berkumpul dalam satu tempat menyampaikan berbagai isu yang menjadi sorotan mereka kepada publik Internasional. Topik seperti tragedi gerakan "30 September" dan "Islam bercorak indonesia" menjadi dua hal yang banyak mendapat sorotan.

Tak sedikit saya mendengar banyak pengunjung yang akhirnya mengetahui, meski mayoritas beragama Islam, kehidupan di Indonesia lebih harmonis dibandingkan negara-negara di Timur Tengah. Saat ini isu mengenai Islam cukup menjadi perhatian di Jerman, mengingat banyaknya imigran asal Suriah yang mendatangi negara ini. Semoga setidaknya pulau-pulau Indonesia di FBF2015 ini bisa memberi imajinasi dan inspirasi, seperti yang tertera pada plakatnya, bagi bagi para pengunjung dan tentu bagi Jerman sebagai negara penyelenggara. (Tonggie Theodora Siregar, penulis menetap di Jerman)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com