Terlebih karena jalanan di dalam kota Solo tidak macet seperti Surabaya.
”Jalan utama dalam kota Solo, seperti Slamet Riyadi, asyik untuk bersepeda karena banyak pohon-pohon besar sehingga rindang,” katanya.
Bukan melulu soal bersepeda, Jamselinas ini dimanfaatkan pesertanya untuk berburu kuliner dan batik.
Dewa Sina (45) dari Komunitas Qwerty Bekasi mengaku datang ke Solo khusus mengincar kulinernya, terutama nasi liwet Mbak Yanti, serabi Notosuman, soto kwali, serta susu segar dan roti bakar Shi Jack. ”Kami mengutamakan chatting, makan, dan sepedaan,” katanya.
Sementara itu, Dewi (36), peserta Jamselinas, memanfaatkan Jamselinas Solo untuk berburu batik di Laweyan.
Selain itu, menjajal kereta uap atau Sepur Kluthuk Jaladara dengan rute Stasiun Purwosari-Stasiun Kota Sangkrah yang melintasi tengah kota Solo berjarak sekitar 5,6 kilometer. (RWN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.