Istana ini memiliki alat musik langka, komet, sejenis gramofon yang diputar secara manual terlebih dahulu untuk mendengarkan musik dari cakram logam yang berisi musik-musik klasik seperti koleksi Mozart, Beethoven atau Strauss. Alat musik ini dibawa oleh Sultan Assyaidis Syarif Hasim Abdul Jalil dari Jerman. Konon, alat ini cuma ada dua di dunia dan di negara asalnya Jerman, sudah tidak berfungsi lagi.
Menurut Andi, karena letaknya dekat dengan Malaysia, even Tour de Siak dapat dikembangkan menjadi Tour de Siak cross Malaka. Acara olahraga itu dapat dipakai sebagai kerja sama wisata antara dua negara serumpun.
Mulai akhir Desember ini, kata Andi, Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean yang membolehkan interaksi berbagai macam hal di seluruh negara ASEAN. Potensi ini dapat digunakan Riau, yang memiliki keunggulan jarak tempuh dari dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura.
Riau sebenarnya memiliki obyek wisata alam yang luar biasa, yaitu Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu yang berada di Siak dan Bengkalis. Cagar biosfer itu adalah warisan dunia yang sudah diakui badan PBB UNESCO sebagai obyek alam luar biasa.
Cagar biosfer adalah kawasan ekosistem rawa gambut terbesar yang masih tersisa di Sumatera, yang relatif belum dirusak oleh tangan-tangan perambah untuk dijadikan kebun kelapa sawit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.