Berbeda dengan Dimas, ia datang sendiri ke pulau itu untuk memancing. Meski demikian, Septiadi mendapat teman lain untuk memancing ketika sudah berada di pulau.
”Pemilik warung di sini sudah kenal baik. Soalnya saya sering ke sini, menenangkan pikiran dan menyalurkan hobi,” kata Septiadi.
Tidak terhitung lagi berapa kali Dimas, Babeh, Septiadi, dan pemancing mania lainnya datang ke pulau ini.
Tak sulit memancing ikan di pulau ini. ”Enggak perlu sewa perahu atau kapal. Banyak kapal dari Kali Adem, Muara Angke. Mau naik kapal nelayan atau kapal penumpang. Tetapi, ada jadwalnya. Jika terlambat, terpaksa kejar kapal siang di Rawa Saban, Tangerang,” ujarnya.
Para pelancong spesial ini biasanya datang Sabtu pagi atau siang dan mereka akan balik lagi ke Jakarta dan Tangerang hari berikutnya.
Babeh mengatakan, rasa kantuk selalu dilawan saat memancing di laut. ”Terkadang sudah mengantuk, tetapi begitu ikan mulai menarik kail, langsung terbangun,” kata Babeh yang sudah sekitar 20 tahun melaut.
Jika malam hari, pemancing ini berkeliaran di sekitar dermaga hingga di seluruh pinggiran pulau. Mereka duduk berkelompok supaya kantuk hilang. Ketika melaut, mereka membawa bekal makanan sendiri-sendiri.
Jembatan Pelangi
Tak hanya memancing, Pulau Lancang juga menawarkan pesona wisata kelautan lainnya. Susuri kawasan perkampungan nelayan dengan jalan utama cukup lebar, mencapai 2 meter. Sementara lorong hanya selebar 50 sentimeter.
Saat menelusuri perkampungan nelayan seluas 15,13 hektar, di kiri-kanan jalan banyak pohon buah-buahan yang didominasi jambu air. Selain menghasilkan buah-buahan, kehadiran pohon ini juga sebagai peneduh ketika berkeliling pulau.
Jika bergeser ke pinggiran pantai, nikmati hutan mangrove. Hutan mangrove ini terletak di sekitar kawasan Kantor Lurah Pulau Pari yang ada di Pulau Lancang.
Di tempat ini terdapat dua kolam pemancingan ikan dengan luas masing-masing sekitar 700 meter persegi. Setiap sisi kolam terdapat empat gazebo yang dibuat khusus untuk pemancing.
Kolam pemancingan di Pulau Lancang sangat pantas diminati karena selain menawarkan wisata memancing, lokasi kolam juga cukup asri dengan embusan angin laut.
Hanya bergeser sekitar 2 meter, nikmati keindahan hutan bakau melalui Jembatan Pelangi.
”Dikatakan Jembatan Pelangi karena jika pembangunan jembatan ini selesai, bentuknya pelangi, mengitari salah satu sisi di ujung pulau ini,” kata Usman (35), aktivis pemuda Pulau Lancang.