Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Tokyo di Zaman Edo

Kompas.com - 18/12/2015, 11:43 WIB
DI museum ini kita dipaksa kembali ke masa lalu saat Tokyo masih disebut dengan Edo. Kita bisa merasakan atmosfer kehidupan pada era kepemimpinan para shogun.

Kita berada di jembatan Nihonbashi, salah satu ikon penting yang menandai perubahan Tokyo pada zaman Edo. Nihonbashi juga merupakan distrik perdagangan besar di zaman Edo. Itu memang hanya replika Jembatan Nihonbashi yang dipamerkan di Museum Edo-Tokyo, Jembatan itu mengantar pengunjung untuk memasuki atmosfer sebuah periode penting dalam sejarah Jepang, periode Edo (1603-1868).

Dengan bantuan diorama kita bisa membayangkan perahu-perahu kayu melintas di bawah jembatan yang menghubungkan dua wilayah yang dipisahkan sungai. Rumah-rumah kayu beratap sirap berderet di kedua sisi sungai dengan jendela-jendela yang tertutup tirai tipis.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Aktivitas belajar di sekolah dasar di Tokyo, Jepang.
Berbeda dengan rumah-rumah para penguasa di zaman Edo yang besar dan luas dengan banyak ruangan, rumah-rumah rakyat jelata saling berimpitan dan sederhana. Tengok misalnya kediaman penguasa di zaman awal Edo, Matsudara Tadamasa yang luas dan dikelilingi taman.

Kemegahan semakin terlihat mencolok di kompleks Istana Honmaru dan Ninomaru yang terletak di dalam kastil Edo pada masa akhir kekuasaan Tokugawa. Dengan luas lantai yang mencapai 37.597 meter persegi, Istana Honmaru yang dibangun sekitar tahun 1845, merupakan bangunan berbahan kayu terluas di zaman Edo.

Di periode itu, Nihonbashi memiliki peran penting sebagai kawasan perdagangan. Keluarga Mitsui menjadi motor penggerak pertama di kawasan ini dengan menjual kimono dari pintu ke pintu, hingga akhirnya mampu mendirikan sebuah pusat dagang yang menampung beragam jenis barang.

Dari situ kawasan Nihonbashi berkembang makin pesat dan menjadi salah satu pilar ekonomi di Tokyo. Beberapa bangunan yang saat ini berdiri di sekitar Jembatan Nihonbashi adalah Bank of Japan yang berarsitektur Eropa dan Tokyo Stock Exchange.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Nakamura-za Kabuki Theater.
Selain dipamerkan di Museum Edo-Tokyo, replika jembatan Nihonbashi juga dipamerkan di Toei Kyoto Studio Park, Kyoto.

Masyarakat Edo

Museum Edo-Tokyo atau juga dikenal dengan nama Edo Tokyo Hakubutsukan terletak di Distrik Ryogoku, Tokyo. Museum yang dibuka pada Maret 1993 ini bisa dicapai dengan perjalanan kereta api dari Stasiun Ryogoku.

Museum ini terbagi hingga tujuh lantai. Selain ruang pamer juga terdapat ruang audio-visual dan perpustakaan. Jika beruntung, kita dapat menyaksikan pertandingan sumo yang biasa digelar di salah satu ruangan. Sayang, saat rombongan dari Japan Foundation Jakarta berkunjung ke sana November lalu, jadwal pertandingan sedang kosong.

Di lantai bawah, kita dapat menikmati berbagai rekam jejak kehidupan masyarakat pada zaman Edo dengan lebih detail dan disajikan dalam perbandingan skala yang sesuai aslinya.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Toko Buku
Kita bisa mengintip tradisi Edo dalam proses kelahiran bayi yang mengharuskan sang ibu melahirkan dalam posisi duduk. Atau seperti apa praktik pekerjaan pertukangan mengolah material kayu yang sangat populer pada zaman itu, yaitu edo sashimono.

Pekerjaan ini membutuhkan keahlian dan ketekunan yang luar biasa karena produk yang dihasilkan harus akurat. Edo sashiomono dikenal dengan desainnya yang sederhana, tetapi memiliki struktur kuat. Sampai kini, Edo sashimono menjadi acuan masyarakat Jepang dalam memproduksi berbagai produk kayu.

Ada pula berbagai teknik mencuci ala Jepang seperti araihari, itabari dan shinshibori yang masing-masing digunakan pada jenis kain yang berbeda.

Teknik itabari yang jauh lebih sederhana apabila dibandingkan dengan araihari dan shinshibori, menjadi teknik yang paling banyak dipakai dan populer hingga saat ini. Teknik itabari adalah teknik mencuci menggunakan papan datar yang memiliki permukaan lebar.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Replika alat yang digunakan pemadam kebakaran untuk melindungi warga.
Era akhir zaman Edo ditandai dengan kehidupan masyarakat yang semakin maju. Salah satunya ditandai dengan kehadiran percetakan dan toko buku. Kisah yang terentang di museum ini bisa menjadi bekal awal sebelum kita menjelajahi sudut-sudut Tokyo yang metropolis. (Dwi AS Setianingsih)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com