Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bekerja di Kapal Pesiar? Simak Pengalaman Anom dan Anto

Kompas.com - 20/12/2015, 10:37 WIB
I Made Asdhiana

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Berwisata menggunakan kapal pesiar Costa Victoria sungguh menyenangkan. Saat KompasTravel diundang Costa Victoria mengikuti paket wisata Singapura-Phuket (Thailand)-Penang (Malaysia)-Singapura, 3-7 Desember 2015, kesempatan itu disambut antusias.

Meski hanya berlangsung 5 hari 4 malam dan berlayar di Asia Tenggara, namun perjalanan dalam "hotel bintang 5 terapung" tersebut memang menyenangkan.

Kapal berbobot 75.200 ton dengan panjang 253 meter dan lebar 32 meter itu memiliki 14 dek dengan 964 kabin. Interiornya juga sangat mewah dan bergaya Italia. Bisa dikatakan berlayar bersama Costa Victoria seperti merasakan suasana Italia di laut tanpa harus datang ke Italia.
 
Memasuki kabin, fasilitas yang tersedia layaknya kamar hotel berbintang. Satu-satunya yang membedakan adalah "hotel" ini mengarungi lautan. Saat melihat siaran di televisi, luangkanlah waktu mendengarkan aturan yang berlaku selama berada di kapal pesiar yang disampaikan dalam bahasa Italia, Inggris, Mandarin, Indonesia, dan Jepang.

Penjelasan seputar tata tertib dan aturan selama berlayar di Costa Victoria dalam bahasa Indonesia disampaikan oleh Dhana Anom, laki-laki asal Singaraja, Bali.

Saat melihat cara Anom menyampaikan mengenai "apa dan siapa" yang perlu diketahui penumpang saat berwisata dengan kapal Costa Victoria, KompasTravel langsung teringat akan ucapan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, Dewa GN Byomantara pada acara “Launching Estepers Executive Club” di Jakarta, Rabu (25/11/2015) silam.

Dia mengatakan para chef atau koki-koki Indonesia disebut-sebut disukai oleh industri kapal pesiar mancanegara.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Dhana Anom, pekerja asal Indonesia di kapal pesiar Costa Victoria.
Selain itu, menurut Byomantara, perusahaan kapal pesiar menyukai etos kerja para koki Indonesia karena dikenal bekerja dengan tulus dan senang hati ketika menerima pekerjaan.

“Jadi mereka tidak mengeluh kalau dapat pekerjaan," kata Byomantara.

Nah, saat berkeliling, melihat-lihat fasilitas kapal Costa Victoria yang sedang berlayar menuju Phuket (Thailand), Jumat (4/12/2015), dengan dipandu Lily Chiu Lai Nam, Trade Marketing Manager Costa Cruises Asia Pacific and China, KompasTravel langsung mengajukan permintaan untuk bisa bertemu dengan pekerja asal Indonesia, termasuk koki Indonesia.

Permintaan tersebut disanggupi Lily dengan ramah dan berjanji untuk segera mencari pekerja asal Indonesia yang bekerja di Costa Victoria.

Kebetulan saat KompasTravel bersama media dari Malaysia diterima Kapten Andrea Bardi dalam jamuan santap siang, tiba-tiba KompasTravel disapa dengan ramah oleh salah seorang karyawan kapal pesiar tersebut. Ternyata dia adalah Dhana Anom, yang muncul di televisi untuk menyampaikan seluk beluk berwisata dengan kapal pesiar.

"Selamat datang pak, mari saya bawakan kameranya," kata Anom dengan ramah.

Saat itu, para awak media dipersilakan berfoto bersama Kapten Andrea Bardi.

Anom tak jauh berbeda dengan penampilannya di televisi. Pakaiannya rapi dan terlihat ramah menyapa para tamu kapal dengan tutur bahasa yang santun.

Malam harinya, Lily menepati janjinya. Usai santap malam, perempuan asal Hongkong ini mengajak Dhana Anom (37) dan seorang chef menemui KompasTravel di Capriccio Bar di dek 7. Chef tersebut bernama Rony Beny Anto (35) yang akrab disapa Anto.

Anom masih tetap tampil dengan setelan jas rapinya, sedangkan Anto dengan pakaian "dinas"nya yakni seragam juru masak.

Kedua pekerja asal Indonesia ini sama-sama mengaku suka melanglangbuana dan sengaja memilih kapal pesiar untuk mendapatkan penghasilan sekaligus menambah pengalaman dan pergaulan sesama pekerja dari negara lain.

Anom pernah bekerja di kapal pesiar yang melayani rute Eropa sebelum pindah kerja di Costa Victoria yang bermarkas di Singapura. Atmosfer dan tamu yang dihadapi diakui keduanya berbeda antara melayani orang Eropa dan Asia.

"Orang Eropa beda dengan orang Asia. Kalau Eropa tegas, tanpa basa basi. Kalau Asia jelas ramah," kata alumnus Sekolah Pariwisata Dhyana Pura di Denpasar, Bali, ini.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Rony Beny Anto, pekerja asal Indonesia di kapal pesiar Costa Victoria.
Profesi Anom sebagai international hostess di kapal Costa Victoria. Menurut Anom, di kapal ini ada international hostess untuk China, Jepang, Malaysia dan Indonesia. "Tugasnya melayani tamu di kapal sesuai bidang yang ditugaskan. Kalau ada komplain dari tamu, maka harus segera ditangani," ujarnya.

Sementara Anto sudah 9 tahun bekerja di kapal pesiar sebagai juru masak. Lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata di Yogyakarta ini sebelum bekerja di Costa Victoria terlebih dahulu bekerja di kapal pesiar rute Amerika Selatan, Eropa dan Mediterania.

"Masakan Eropa beda dengan Asia. Penyajiannya pun beda. Dari sisi bumbu, kalau masakan Eropa jarang pakai rempah. Makanan Asia pakai rempah. Dari sisi penyajian, kalau orang Eropa makannya lama. Menunya banyak. Sedangkan Asia persiapan cepat," tutur Anto.

Anom menambahkan, menu yang ditampilkan tergantung rute kapal saat itu. "Kalau berlayar ke Shanghai atau Jepang, maka menunya juga beda-beda," kata laki-laki kelahiran Singaraja yang memiliki dua anak ini.

"Ikuti selera tamu lah," sambung Anto.

Menurut Anto, di Costa Victoria total ada 150 juru masak yang berasal dari berbagai negara seperti dari Indonesia, Filipina, dan India.

"Semua jenis makanan harus bisa. Mau Western atau China harus bisa. Syaratnya harus mau belajar. Di Asia kan ada Costa Victoria, Costa Serena, dan Costa Antartica. Kita dapat menu dari pusat. Semua tergantung pasar. Kepuasan tamu lebih penting," kata Anto.

"Masak nasi goreng dan sate ayam sudah wajib. Kita modifikasi sesuai selera tamu," ujar Asisten Chef ini sembari tersenyum.

Rata-rata kontrak bekerja di kapal pesiar berkisar 8-9 bulan. Selama masa kontrak mereka tetap bekerja di kapal melayani tamu.

Bicara cita-cita, Anto mengaku memiliki keinginan sederhana yakni ingin punya warung pecel ayam. "Punya tiga (warung) saja sudah cukup," katanya.

Filosofi hidup Anto tidak muluk-muluk, cuma mengalir saja. "Hidup ini mengalir saja, tak ada paksaan. Nikmati hidup dan tetap memiliki ambisi. Orang Asia kan bekerja mulai dari bawah," tutur Anto.

Oleh karena itu, Anto mengajak para pencari kerja di Tanah Air untuk melirik dan berani mengadu nasib di kapal pesiar. Hasilnya lumayan tapi tantangannya pun terbilang keras. "Kerja di dapur itu keras. Mental tempe jangan kerja di dapur," saran Anto yang memiliki 3 anak dan kini keluarganya tinggal di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

Bertanggung jawab soal kualitas dan servis makanan, Anto mengaku 30 menit sebelum acara dimulai, makanan sudah harus siap di dapur.

Tak heran di leher Anto melilit kain biru yang memiliki arti tersendiri. "Kalung (kain) putih, ibarat masih kacung. Kuning hampir supervisor. Kalau biru berarti supervisor," ungkapnya bangga.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kapal pesiar Costa Victoria saat berlabuh di perairan Phuket, Thailand, Sabtu (5/12/2015).
Sementara Anom memiliki cita-cita ingin menguasai bahasa asing selain bahasa Inggris seperti Mandarin dan Jepang karena dipercaya akan membantu kelancaran tugasnya melayani tamu-tamu kapal pesiar.

Anom pun juga tak pelit memberikan saran kepada para pekerja muda yang ingin bekerja di kapal pesiar. Menurut Anom, dirinya tak pernah mengatakan kepada mereka yang ingin bekerja bahwa kerja di kapal pesiar itu enak dan banyak uang.

"Saya tak pernah bilang enak kerja di kapal pesiar atau enak dapat duit banyak. Saya hanya minta mereka jalan dulu. Setelah terima uang (gaji pertama), baru bisa rasakan bedanya," saran Anom.

Bagaimana membunuh rasa bosan bekerja di kapal dan tiba-tiba kangen dengan keluarga? "Bisa main game atau nonton film. Sekarang kan lebih canggih bisa email, hape untuk berkomunikasi dengan keluarga," kata Anto.

"Kalau mau (menelepon) murah, saat kapal berlayar antara Singapura dan Batam, di sana bisa telepon keluarga dengan roaming dari Indonesia. Pekerja dari Indonesia di kapal pesiar sudah tahu itu," tambah Anom tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com