Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Daster Bikini di Pantai Bondi...

Kompas.com - 01/02/2016, 10:08 WIB
Glori K. Wadrianto,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

PANTAI BONDI, KOMPAS.com — Hujan badai yang turun di sore itu menghancurkan rencana kami untuk menikmati pasir putih di Pantai Bondi, Sydney, Australia.

Pantai yang berada di sisi timur dari pusat Ibu Kota New South Wales (NSW) itu memang menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di NSW. (Baca: Inilah 5 Destinasi Wisata Paling Laris di NSW)

Nama Bondi berasal dari salah satu bahasa suku Aborigin yang artinya empasan ombak ke batu karang.

Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit dari Sydney CBD untuk bisa berenang, berselancar, bermain voli, ataupun joging di sini.

Joging! Ya, garis pantai di tempat ini melengkung membentuk teluk, hampir setengah lingkaran.

Saya yang berdiri di sisi pantai berpasir putih di sebelah selatan dapat melihat garis pantai di seberangnya, yang juga berpasir putih.

Hamparan pasir putihnya luas. Mungkin kira-kira 30 meter dari tepian untuk sampai ke bibir pantai yang berair. Kedua pantai itu terhubung dengan bukit batu yang curam.

Di bukit batu itulah dibangun lintasan lari yang meliuk-liuk naik dan turun sejauh 2,4 kilometer. Dari tepian jogging track selebar 1,5 meter tadi, terhampar pemandangan laut yang luas hingga ke garis cakrawala.

Kedua pantai yang letaknya berseberangan tadi pun terlihat jelas dari atas sana. Ah, keren sekali.  

Sore itu, puluhan bahkan mungkin ratusan gadis-gadis bertubuh atletis lengkap dengan headset di telinga dan pakaian mini berlari-lari di lintasan.

Di kejauhan, tampak pemuda-pemuda bertelanjang dada sibuk mengarungi ombak dengan papan selancarnya.

Oh iya, di sepanjang lintasan lari di atas bukit tadi disediakan kursi-kursi tanam, peralatan gimnastik, dan bahkan ada arena atraksi sepeda BMX.

Keran air minum dan sejumlah kamar mandi untuk berbilas pun tersebar di sudut-sudut pantai. Lengkap dan bersih.

Sayangnya, hujan rintik yang turun dengan cepat berubah menjadi hujan badai. Pantai yang semula ramai pun dengan cepat menjadi sepi. Hanya terlihat beberapa orang yang masih mengemasi papan selancar.

Matahari malam yang semula masih tersisa pun langsung hilang, berganti menjadi gelap. Ya, arloji di tangan saya sudah menunjukkan pukul 7 malam memang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com