Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cucu Panji Suherman, Setia pada Tradisi "Bebegig"

Kompas.com - 18/02/2016, 19:42 WIB
Penampilan ”makhluk” itu diharapkan dapat menakuti kawanan burung yang mengganggu tanaman padi, terutama menjelang panen.

Bebegig Sukamantri dulunya memang dibuat untuk menakut-nakuti manusia. Menurut Cucu, sampai saat ini tidak ada nama spesifik yang membedakan antara bebegig sawah dan bebegig seni.

Untuk mempermudah penyebutannya, cukup dengan nama bebegig Sukamantri. Di luar itu, ada tambahan nama bebegig nyeker karena pemainnya tidak menggunakan alas kaki (nyeker).

Bentuk dan karakteristik bebegig Sukamantri unik karena memiliki tampilan yang menyeramkan dan menyiratkan kesan kepurbaan.

Itu karena bahan-bahan untuk membuat bebegig hampir semuanya diambil dari hutan yang ada di sekitar Sukamantri sampai ke Gunung Sawal, seperti ijuk kawung, bubuay, kembang hahapaan, dan daun waregu.

Sepintas bentuk kepalanya seperti reog ponorogo. Bedanya, bidang atas bebegig Sukamantri membentuk segitiga terbalik. Rangka di dalamnya terbuat dari bambu yang diberi penopang untuk dipanggul. Kepala bebegig merupakan bagian yang terberat dan terbesar proporsinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com