Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Jejak Edelweiss Terakhir

Kompas.com - 20/03/2016, 12:31 WIB
Aktivitas mereka tidak terkontrol, antara lain memetik edelweis dan membuang sampah sembarangan. Bahkan, jumlah sampah mencapai 200-300 kilogram setiap dikumpulkan saat kerja bakti 3 bulan sekali.

Untuk itu, setahun ini, pihak kampung memberlakukan sistem pemanduan bagi para pendaki agar pengawasan lebih ketat.

”Kami pun menerapkan denda, yakni pemetik edelweis Rp 5 juta per orang, pembuang sampah plastik Rp 10.000 per sampah per orang, dan sampah kaleng Rp 50.000 per sampah per orang,” tuturnya.

Kendati demikian, Eri menambahkan, sistem pemanduan dan denda itu hanya bagian kecil untuk menjaga Burni Telong dan seisinya.

Yang paling utama tetap kesadaran dari pendaki. Jika tidak, Burni Telong akan kian hancur dan edelweis terakhir tidak akan terlihat lagi di masa depan. (Adrian Fajrianansyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com