Untuk itu, setahun ini, pihak kampung memberlakukan sistem pemanduan bagi para pendaki agar pengawasan lebih ketat.
”Kami pun menerapkan denda, yakni pemetik edelweis Rp 5 juta per orang, pembuang sampah plastik Rp 10.000 per sampah per orang, dan sampah kaleng Rp 50.000 per sampah per orang,” tuturnya.
Kendati demikian, Eri menambahkan, sistem pemanduan dan denda itu hanya bagian kecil untuk menjaga Burni Telong dan seisinya.
Yang paling utama tetap kesadaran dari pendaki. Jika tidak, Burni Telong akan kian hancur dan edelweis terakhir tidak akan terlihat lagi di masa depan. (Adrian Fajrianansyah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.