ENDE, KOMPAS — Air Danau Kelimutu di Ende, Nusa Tenggara Timur, kembali berubah warna dari hijau tua menjadi merah hati atau merah tua. Perubahan warna itu terjadi pada air Danau Atapolo, sementara air Danau Ndua Muri Koofani dan Ata Mbuphu tetap hijau muda dan putih susu. Perubahan warna itu terjadi secara bertahap.
Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Kelimutu Benediktus Rio Wibawanto, di Ende, Kamis (31/3/2016), mengatakan, perubahan warna air tersebut terjadi secara alamiah dan unik.
"Saat ini Danau Atapolo yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi merah hati atau merah tua per 1 Maret 2016. Perubahan warna itu secara bertahap, tidak serta-merta seluruh danau berubah total. Awalnya hanya satu titik yang berubah, kemudian makin melebar ke seluruh kawah," kata Rio.
Pada 2013, air Ndua Muri Koofani juga berubah dari merah hati menjadi hijau muda, hingga kini. Pada 2008, air Ata Mbuphu berubah dari coklat menjadi putih susu. Ketiga danau di Kelimutu beberapa kali berubah warna.
Ia mengatakan, perubahan warna danau itu terkadang terjadi bertahap, dari tengah danau kemudian melebar sampai memenuhi seluruh danau. Kadang perubahan warna itu hanya terjadi di bagian tengah danau, sementara bagian luar tetap berwarna semula.
Namun, air danau tetap sama saat diambil dari danau itu. Diduga, ada zat kimia (material) tertentu yang keluar dari dalam kawah gunung itu yang mengubah warna dasar danau. Belum ada penelitian tentang hal tersebut dan apa yang membuat air danau itu berubah warna.
Komandan Kodim 1602 Ende Letkol (Inf) Bambang Heri Tugiyono mengusulkan agar dipasang kamera pemantau (CCTV) di tiga kawah gunung itu untuk memantau proses perubahan warna danau. Hasilnya bisa dipublikasikan kepada masyarakat.
"Ketika terjadi perubahan, sebaiknya pihak pengelola Taman Nasional Kelimutu segera mengumumkan kepada masyarakat melalui media massa setempat sehingga masyarakat segera datang melihat langsung perubahan itu. Banyak orang ingin tahu bagaimana proses perubahan warna danau itu sesungguhnya. Selama ini, pengunjung datang ke Kelimutu, perubahan sudah terjadi," kata Bambang.
Ketua Aliansi Masyarakat Hutan Adat Nusantara Ende Philipus Kami mengatakan, sesuai kepercayaan masyarakat adat di Moni dan Lio yang berdiam di Kelimutu, perubahan warna merah mencolok berarti akan terjadi bencana berupa perang, cuaca ekstrem, wabah penyakit, atau kelaparan.
Namun, jika berubah menjadi coklat, berarti akan terjadi gagal panen. Warna hijau dan biru menunjukkan kesejahteraan dan keselamatan. (KOR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.