BOYOLALI, KOMPAS.com - Selama perjalanan turun dari puncak Gunung Merbabu, pendaki gunung marathon solo Willem Sigar Tasiam (58) dihajar hujan bercampur angin kencang dan kabut. Hal tersebut menyulitkan Willem ketika turun dari Puncak Gunung Merbabu.
"Tadi dari puncak Merbabu sekitar 15.40 WIB sampai Pos Sabana 1 hujan turun deras. Itu angin juga kencang banget," jelas Willem usai pendakian di Selo, Boyolali, Sabtu (14/5/2016) malam.
Angin kencang selama perjalanan turun dari puncak Gunung Merbabu juga menyulitkan pergerakan Willem. Ia mengaku sempat terhempas angin kencang ketika turun dari Puncak Gunung Merbabu menuju Pos Sabana Dua.
"Itu badan goyang kena angin. Kan medannya terbuka. Kabut juga menutupi jalur. Cuma bisa denger suara-suara pendaki," jelasnya.
Willem bisa terhindar dari angin kencang setelah memasuki Pos 3 Watu Tulis. Pasalnya, medan yang dilalui setelah Pos Watu Tulis telah tertutup pepohonan.
Pantauan KompasTravel, awan hitam di pintu pendakian Gunung Merbabu mulai pukul 13.30 WIB. Hujan deras di kaki Gunung Merbabu mulai turun pukul 15.30 WIB.
Willem mulai mendaki Gunung Merbabu mulai pukul 12.45 WIB dan tiba di pintu awal pendakian pukul 18.15 WIB. Jalur yang dilewati Willem berada di Dusun Genting, Desa Taru Batang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Gunung yang berketinggian 3.125 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini merupakan gunung pertama di Jawa Tengah yang didaki Willem. Setelah Gunung Merbabu, Willem bakal mendaki Gunung Merapi melewati jalur New Selo, Boyolali, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.