Tujuh tingkatan
Air Terjun Peucari merupakan kumpulan air terjun yang teruntai indah menjadi satu. Total ada tujuh tingkatan air terjun dari puncak hingga telaga terakhir. Masing-masing air terjun memiliki ketinggian antara 1 meter hingga 2 meter. Dari kejauhan, air terjun itu tampak seperti tangga alam.
Setiap air terjun memiliki telaga berair hijau kebiruan di bawahnya. Telaga itu memiliki kedalaman antara setengah meter dan 1,5 meter. Air di telaga itu bersih dan segar.
Banyak pengunjung yang berendam dan membiarkan tubuhnya dihantam air yang jatuh. Namun, pengunjung tidak bisa berenang karena lebar telaga hanya sekitar 1,5 meter.
Selain bermain air, sebagian pengunjung tidak menyia-nyiakan kesempatan mengambil foto dengan latar belakang air terjun tersebut. Semuanya terbuai oleh berfoto ria di tengah suasana alam. Namun, pengunjung tetap berhati-hati ketika mengambil foto karena kondisi bebatuan air terjun itu licin.
Pengunjung asal Banda Aceh, Khalis Surry (21), mengatakan, dibutuhkan kehati-hatian dan fisik yang kuat untuk ke Air Terjun Peucari. Jalan yang dilewati sungai bebatuan licin, beberapa tanjakan, dan turunan terjal. Namun, bagi pengunjung, hal itu justru membuat perjalanan lebih menantang dan tidak membosankan.
”Perjalanan selama 2 jam yang melelahkan pun terbayar seketika saat terdengar suara gemercik air terjun. Pesona Peucari pun sangat memanjakan mata,” ujarnya ketika ditemui di air terjun itu, Minggu (6/3/2016).
Populer
Air Terjun Peucari merupakan obyek wisata yang sedang populer di Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar beberapa bulan terakhir. Berawal dari foto Air Terjun Peucari yang dipasang mahasiswa pencinta alam di Facebook, popularitas air terjun itu kian meluas di sosial media lain, seperti Instagram, dan Twitter.
Muda-mudi Banda Aceh dan Aceh Besar, baik yang gemar bertualang maupun sekadar jalan-jalan, silih berganti mendatangi air terjun setiap hari libur atau akhir pekan.
Menurut pemandu, sekaligus warga Gampong Beung, Rendi (21), Air Terjun Peucari sudah lama ditemukan warga gampong yang mencari madu hutan. Namun, izin orangtua kampung agar air terjun dibuka bagi masyarakat umum baru ada setahun ini.
”Setelah dibuka untuk umum, jumlah kunjungan ke air terjun ini terus meningkat. Pada hari biasa atau tengah pekan, jumlah pengunjung 20-30 orang per hari. Kalau hari libur atau akhir pekan, jumlah pengunjung 50-100 orang per hari. Hal ini memberikan efek positif. Uang guide itu menjadi tambahan pemasukan untuk pemuda setempat dan pembangunan gampong,” ucap Rendi.