Sedangkan tradisi makan Bakcang sendiri saat ini lebih memiliki makna untuk berkumpul bersama keluarga sambil makan dan bertukar bakcang.
Dua tradisi tersebut sebenarnya memiliki asal-usul yang berbeda. Namun bagi sebagian masyarakat Tionghoa menjalankan keduanya secara bersamaan.
Suguhan atraksi tersebut, bisa dinikmati masyarakat umum menggunakan kapal wisata atau menyewa perahu bermesin. Masyarakat juga bisa ikut larut saling melempar air menggunakan kantung plastik dan media lain yang bisa digunakan.
Tokoh masyarakat Tionghoa, Sugioto atau yang biasa disapa Rico mengungkapkan, Festival Bakcang ini untuk ke depan harus dikemas lebih baik sebagai salah satu daya tarik dan tujuan wisata. Tujuannya agar wisatawan tertarik menyaksikan festival tersebut, dan bisa leluasa menikmati tradisi ini.
“Tradisi seperti ini tidak semua daerah di Indonesia melaksanakannya. Tentu ini menjadi daya tarik dan tujuan wisata, khususnya di Pontianak, sehingga pada tahun mendatang bisa di kemas lebih baik lagi dan bisa mendatangkan wisatawan,” ujar Rico.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.